Laut Masih Jadi Tempat Akhir Sampah di Ternate

Avatar photo

Sampah di wilayah Kota Ternate, Maluku Utara masih dijumpai di kawasan barangka atau kalimati. Sampah yang ditemukan tersebut sebagian besarnya berasal dari rumah tangga.

Sampah ini ditemukan paling banyak pada saat musim penghujan. Sampah rumah tangga yang terseret dari dataran tinggi pulau setempat diantaranya bungkusan mie instan, bokor, botol plastik, dispenser, popok bayi, televisi, styrofoam hingga ragam jenis sampah lainnya.

BACA JUGA Sampah Menggungung hingga Terumbu Karang Rusak

Seluruh sampah dari berbagai jenis yang ada ini terseret ke wilayah pantai hingga ke laut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Ternate, Tonny Sachruddin Pontoh menyatakan, penyebab sampah yang masih ditemukan di barangka ini karena kurang kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dan kebersihan. Selain itu minim keterlibatan dari Kelurahan, Kecamatan maupun OPD terkait dalam penanganan sampah.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

“Harus ada kepedulian, contohnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan, mereka ini kan punya Tim Satgas, harusnya ditempatkan petugas kebersihan untuk bagian pembersihan wilayahnya tersebut, nanti DLH yang bagian pengangkutan dari TPS ke TPA,” ujar Tonny, ketika dikonfirmasi kieraha.com, di Ruang Kantor DLH, Ternate Tengah, Senin, 26 Juli 2021.

Begitu juga dengan OPD terkait lainnya, maupun Pemerintah Kecamatan hingga Kelurahan, kalau bisa menjalankan program pemberdayaan masyarakat tentang penanganan sampah.

BACA JUGA Sampah dan Batang Pisang Jadi Penyebab Banjir di Sangaji Ternate Utara

“Jadi saling menunjang, sehingga jangan beranggapan kalau masalah kebersihan ini nanti DLH (Dinas Lingkungan Hidup) yang punya tugas, ini tidak akan terselesaikan,” lanjutnya.

BACA JUGA  Kejati Maluku Utara Didesak Periksa Rektor IAIN Ternate

Tonny berharap, sampah yang berasal dari daratan dan dibuang di barangka atau saluran drainase hingga berakhir ke laut, dapat ditangani oleh pihak Pemerintah Kelurahan. Ini bisa dilakukan diantaranya dengan memasang jaring penahan sampah di bagian hilir atau muara.

Keterlibatan penanganan ini dilakukan demi kelestarian dan kebersihan lingkungan Ternate.

80 Ton Sampah per Hari
Sampah di pesisir laut Ternate. (Kieraha.com)
Sampah di pesisir laut Ternate. (Kieraha.com)

Mantan Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Maluku Utara itu menyebutkan, tingkat produksi sampah di wilayah Kota Ternate mengalami peningkatan sejak dua bulan terakhir.

“Produksi sampah saat ini mencapai 70 – 80 ton per hari (diangkut ke TPA). Meningkatnya volume sampah mulai terjadi saat bulan puasa kemarin, kemudian di masa PPKM saat ini. Sampah yang diangkut ini jika dibandingkan dengan hari biasa hanya 50 ton,” kata Tonny.

BACA JUGA  Warga Resah Air Kemasan Sekda Halmahera Barat Beredar di Ternate

Tonny menyatakan, upaya penanganan sampah sejauh ini berjalan lebih baik bila dibandingkan penanganan sampah sebelumnya. Kegiatan yang telah dilakukan pasca selesai pelantikan pasangan wali kota terpilih dalam program 100 hari kerja dan selama PPKM ini, ialah pembenahan dan penertiban menyangkut pembuangan sampah dari dataran tinggi hingga rendah. Seluruh sampah di TPS ini berhasil diatasi ke TPA.

“Juga karena pengangkutan sampah ini dilakukan secara rutin oleh setiap armada (truk). Setiap truk mengangkut sampai 3 ret per hari. Pengangkutan sebelumnya hanya dilakukan 1 ret per hari, tapi ini sudah 2 sampai 3 kali bolak balik dari TPS ke TPA,” sambung Tonny.

Sahrul Jabidi