Kroasia Juara!
Kroasia versus Prancis Piala Dunai 2018. (Tribun Lampung)

Pada 8 Juli 1998, di Stadion Stade de France, Paris, Kroasia versus Perancis bertanding di semifinal piala dunia. Di bawah 76 ribu pasangmata yang memadati stadion itu, Perancis mengungguli Kroasia, 2-1. Dwi gol Lilian Thuram pada 20 tahun lalu itu, terjadi di menit 47 dan 70, membalikkan keadaan setelah The Blues-julukan Perancis, tertinggal oleh gol Davor Suker, di menit 46.

Empat menit berselang, setelah gol ke dua Perancis tercipta, Laurent Blanc, bek Perancis kena kartu merah oleh wasit asal Spanyol, Jose Maria Gracia Aranda, yang memimpin semifinal kala itu. Akhirnya, tuan rumah Perancis menang dan selanjutnya ke final, dan juara dunia mengalahkan Brasil 3-0.

Kilas balik 20 tahun silam itu kembali terulang di Piala Dunia Rusia 2018. Pertemuan Kroasia lawan Perancis kembali terjadi. Kali ini bukan di semifinal, melainkan di final, Minggu, 15 Juli 2018, di Stadion Luzhniki. Final merupakan pertandingan penentuan di setiap kejuaraan. Jika ingin juara, syaratnya harus menang, jika tidak tangis sedih diakhir laga.

Zlatko Dalic. Nama ini ditunjuk HNS (Federasi Sepakbola Kroasia) menjabat sebagai pelatih kepala pada 7 Oktober 2017, menggantikan Ante Cacic. Pergantian pelatih dilakukan karena dua hasil buruk saat kualifikasi piala dunia. Bahkan, nyaris membuat Kroasia gagal ke Rusia.

Kini, pelatih berusia 51 tahun itu mengantarkan negaranya ke final untuk kali pertama, melebihi capaian semifinal dan juara 3 pada 1998, tanpa sekali pun terkalahkan. Sentuhan tangan dingin mantan pelatih Al Ain FC ini “memaksa” rakyat Kroasia seperti bermimpi karena tampil di final. Bahkan, penyerang Kroasia, Mario Mandzukic, sempat mengatakan seperti keajaiban.

Perancis 20 tahun silam, Zlatko Dalic menjadi saksi mata Kroasia dikalahkan Zinedine Zidane dkk. Ketika itu Zlatko Dalic berada di tribun stadion bergabung bersama suporter-suporter Kroasia lainnya. Ia sempat berpesta ketika merayakan gol Davor Suker, lalu akhirnya terdiam dan duduk manis karena dua gol Lilian Thuram.

Sekarang, lelaki berambut belah tengah itu tak lagi berada di tribun penonton, berteriak memberikan dukungan, merayakan gol saat Luka Modric dkk, menciptakan gol ke gawang lawan. Tapi, di Stadion Luzhniki, Moskwa, Zlako Dalic, berada di bench pemain, memberikan instruksi kepada pemain. Tujuannya cuma satu, juara!

Walaupun negaranya kalah saat itu, Zlatko Dalic tak dendam. Sebab bagi Dalic, sepakbola bukan tentang membalas dendam. Dalic lebih mempersiapkan timnya agar bisa menampilkan performa terbaik untuk memenangkan pertandingan sekaligus menjadi juara dunia. Begitu mulia Zaltko Dalic.

Perancis, lawan Vatreni-julukan Kroasia di final, pernah memenangi piala dunia, saat menjadi tuan rumah pada 1998. Sedangkan negara pecahan Yugoslavia ini belum pernah. Final nanti dimainkan di tempat netral.

Skuat Perancis pada piala dunia ini sangat mumpuni. Sebutlah nama Kylian Mbappe, Hugo Loris, Paul Pogba, Oliver Giroud, serta nama-nama tenar lainnya. Namun, begitu bukan jaminan untuk menang di final. Sebab, pemain Perancis akan berhadapan dengan semangat juang yang tinggi dari para pemain Kroasia.

Di semifinal melawan Inggris, tak satu pun di antara skuat inti Kroasia mau diganti. Sebelas orang yang berada di lapangan ingin menunjukkan bahwa mereka bisa mengalahkan Inggris. Setelah berbalik unggul 2-1, di babak perpanjang waktu, akhirnya mereka bersedia diganti.

Seperti Kroasia, Perancis ke final juga tanpa terkalahkan, bedanya dengan Kroasia, Paul Pogba dkk, mencatat satu kali imbang, saat melawan Denmark, tim yang dikalahkan Kroasia pada 16 besar.  Perancis pun selalu menyudahi knock out stage dengan bermain 2 x 45 menit.

Dukungan moral juga datang dari Presiden Kroasia Kolinda Grabar Kitarovic. Perempuan cantik ini rela memilih penerbangan kelas ekonomi demi menonton Ivan Strinic dkk, bertanding. Bahkan, ia pun turun ke kamar ganti pemain merayakan kemenangan bersama para pemain.

Kehadiran presiden di stadion jelas membuat motivasi dan semangat para pemain bertambah. Semangat yang berlipat ganda membuat tenaga seakan-akan bisa bertambah. Tentu ini akan membakar semangat juang anak-anak Vatreni.

Sebelum pertandingan semifinal Kroasia lawan Inggeris, harapan penulis agar Kroasia masuk final melalui tulisan edisi Rabu, 11 Juli 2018; Kroasia ke Final, semoga saja terbukti. Pada edisi kali ini penulis kembali membuat tulisan berjudul Kroasia Juara!

Judul ini bukanlah bermaksud takabur, mendahului kuasa sang pencipta. Judul ini hanyalah keinginan ataupun harapan seorang fans Kroasia. Setiap fans tim sepakbola tentu mengharapkan tim idolanya menjuarai di akhir sebuah laga turnamen. Judul ini pun juga didasari beberapa faktor.

Penulis merupakan fans Kroasia. Alasannya jelas karena sang idola, Zvonimir Boban, legenda Kroasia dan AC Milan. Boban merupakan salah satu pelaku sejarah semifinal 1998, sekaligus juara 3. Sejatinya, penulis juga menyukai Italia, tetapi ketika Roberto Baggio dan Paolo Maldini pensiun dari timnas sepakbola negara itu, penulis beranggapan tak ada lagi panutan di tim Azzuri itu. Cinta pun luntur.

Namun, entah mengapa hal itu tak terjadi terhadap “kecintaan” penulis pada Kroasia. Padahal Boban pun sudah tak merumput lagi sejak 2002. Penulis pun tak bisa menjawabnya. Kroasia selalu di hati, selain Semen Padang FC dan Timnas Indonesia. Atau, barangkali karena nama pena penulis yang bernama Boban Yr. Semoga begitu.

Harapan hanyalah sebuah pengharapan. Di sepakbola semuanya bisa terjadi, bermain bagus dan mendominasi permainan bukan jaminan menjadi pemenang. Kesalahan sekecil apapun akan menjadi mimpi buruk, terutama bagi pemain yang blunder.

Namun, yang perlu digarisbawahi adalah Kroasia tim yang sering mengalahkan tim-tim besar. Sebelum mengalahkan Inggris 2-1 di semifinal, Argentina sudah dipecundangi pada penyisihan grup mereka taklukan dengan skor telak 3-0, kemudian juara Dunia 2010, Spanyol juga dikalahkan 2-1 di Euro 2016. Bahkan ketika itu Kroasia tertinggal 0-1 lewat gol Alvaro Morata, dan berbalik unggul di babak kedua melalui Nikola Kalinic dan Ivan Perisic.

Semoga saja Hrvatska-sebutan lain Kroasia, bisa menjadi juara baru pada Piala Dunia 2018, sekaligus membuat sejarah baru bagi negeri itu. Detakan jantung terus terasa selama pertandingan. Mari sajikan kopi penawar kantuk. ***