Perjuangan Seorang Ibu Pencari Besi Tua di Hutan Halmahera

Avatar photo
Rumah hunan salah satu Inggit Garnasi. (Kieraha.com)

Namanya mirip Istri Bung Karno. Dari rumah papan yang berukuran 3×4 meter itu ia hidup bersama dua anaknya yang masih di bangku Kelas 4 dan 6 Sekolah Dasar.

Perempuan itu adalah Inggit Garnasi, biasa disapa mama Owa, asal Galela yang 6 tahun pindah domisili di Desa Tiowor, Kecamatan Kao Teluk, Halmahera Utara, Maluku Utara.

Setelah ditinggal suami, wanita 43 tahun ini bekerja sebagai pencari besi tua di hutan Halmahera.

“Bagi saya yang penting halal, untuk kase cukupi (menghidupi) kebutuhan keluarga,” tutur Mama Owa, ketika disambangi kieraha.com di rumah kecilnya, Kamis, 10 September 2020.

Dalam menggeluti aktivitasnya ini, Mama Owa tidak sendiri. Sebab lokasi pembuangan besi tua yang disasar berada di kawasan hutan dan menyeberangi Sungai Kobok, Halmahera.

Ia mengemukakan, lokasi besi tua itu berada di wilayah Wesdam dan Kencana. Lokasi ini merupakan area pembuangan besi tua dari perusahaan tambang emas PT NHM.

Perjalanan menuju lokasi besi tua cukup jauh. “Dari rumah saya ke lokasi itu (jarak) sekitar 4-5 kilometer. Sudah jauh baru jaga dapa dusu (sering dikejar security),” ujar Mama Owa.

Mama Owa mengatakan aktivitas ini dilakukan setiap hari bersama beberapa rekannya.

“Biasanya saya pergi pagi pulang pagi, dapat besi 50-60 kg. (Jumlah) besi yang saya jual ini dengan pendapatan bersih (setelah bayar buruh angkut) itu sekitar Rp 50.000,” ucapnya.

Demi Anak Tetap Sekolah
Rumah Mama Owa di Desa Tiowor. (Kieraha.com)

Meski aktivitas yang dijalankan dengan risiko yang tinggi untuk seorang ibu ini, Mama Owa berharap dari hasil itu bisa mencukupi kebutuhan anaknya yang masih sekolah.

“Saya selalu berusaha, berdoa agar apa yang dikerjakan ini bisa biayai kebutuhan anak saya yang masih kecil. Biar kelak bisa sukses dan tidak susah,” ucapnya meneteskan air mata.

Iskandar Haji Karim, Kepala Desa Tiowor menambahkan, keberadaan Mama Owa tinggal di desa setempat sudah berlangsung selama enam tahun. Ibu rumah tangga itu sekaligus sebagai kepala keluarga yang menghidupi dua anaknya dari hasil penjualan besi tua.

“Mama Owa ini perempuan tangguh, biar susah dia tidak pernah mengeluh,” sambungnya.

Bahrun Ibrahim
Author