Tantangan Besar Jurnalis Indonesia

Avatar photo

Ancaman kemerdekaan pers yang terjadi di beberapa negara di Asia Tenggara menjadi perhatian banyak pihak. Seperti dilansir Independen.id, Raymund Villanueva, jurnalis dari radio Kodao Productions Philippine menyatakan, perlunya kerja sama antarmedia dan jurnalis untuk menghadapi kondisi tersebut.

Bagi Raymund, bentuk kerja sama ini tak sekadar dalam berbagi konten dan sumber daya manusia. Tapi juga solidaritas pada upaya mempertahankan kebebasan berekspresi dan pers di negara masing-masing. Kerja sama seperti ini penting agar demokrasi serta HAM selalu terjaga di masyarakat.

“Kalau ada wartawan kena masalah, semua wartawan harus saling menolong. Semua wartawan dari beragai platform harus saling bekerja sama,” ujar dia saat pertemuan 4M Asia Forum di Alila Hotel Minggu (8/4/2018).

Hal senada dikatakan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Abdul Manan. Menurut Manan, jurnalis Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam menjalankan profesinya. Angka kekerasan terhadap jurnalis tersebut masih tinggi.

“Potensi tekanan akan semakin tinggi saat Pilkada Serentak 2018 dan (Pemilu) Presiden 2019,” ujar Manan.

Peluncuran Data Kekerasan Jurnalis Asia Tenggara

Kathryn Raymundo, Alerts Officer Southeast Asian Press Alliance (SEAPA), berencana meluncurkan data base kekerasan terhadap jurnalis pada World Press Freedom Day (WPFD), 3 Mei 2018 mendatang. Data base yang akan dirilis SEAPA tersebut, kata Kathryn, berasal dari kumpulan berita yang sudah dipublikasikan sejak 2017 lalu.

“Ada lebih dari seribu artikel tentang serangan, ancaman yang dihadapi jurnalis se Asia Tenggara,” ujar dia. Kathryn mengatakan salah satu tantangan yang SEAPA hadapi adalah menyusun standar kategori untuk dijadikan data base.

Kathryn menambahkan, ada sekitar enam kategori dalam data base tersebut. Di antaranya, sensor pemberitaan, pembunuhan, dan gugatan hukum.

Untuk kebutuhan data basenya, Kathryn mengaku menggunakan beberapa perangkat Google. Namun, demi keamanan data, SEAPA menerapkan beberapa langkah. SEAPA juga berkomunikasi dengan Google untuk sistem kemanan.

Tujuan pembuatan data base tersebut, sambung Kathryn, adalah untuk membantu memberikan informasi dengan pendekatan berbasis data. Untuk itu, Kathryn juga mengajak keterlibatan banyak pihak dan jurnalis di Asia Tenggara.

Source: Independen.id I Kieraha