Belasan tahun lamanya, warga 7 desa di Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan, tidak menikmati infrastruktur jalan aspal dan jaringan telekomunikasi.
Kondisi jalan di wilayah tersebut sangat memprihatinkan. Semenjak 1999 sampai sekarang luput dari perhatian pemerintah daerah setempat.
Pengamatan KIERAHA.com, kondisi jalan itu mengganggu aktivitas warga masyarakat yang selama ini melintasi jalan tersebut.
“Kalau musim hujan sudah tidak bisa dilewati,” kata Jafar, warga Desa Wama, Kecamatan Oba Selatan, ketika disambangi, beberapa waktu lalu.
Jalan nasional itu, kata dia, nampak seperti saluran kali (menyerupai sungai) kala musim penghujan tiba. Betapa tidak, sepanjang puluhan kilo jalan itu dipenuhi air berlumpur.
Kendaraan roda empat dan roda dua yang melewati jalan yang menghubungkan 7 desa tersebut perlu eksra hati-hati, jika tidak akan mengalami kecelakaan fatal.
“Padahal akses jalan ini merupakan jalur lintas (antar Kabupaten/Kota di Maluku Utara). Jalan ini juga sudah banyak telan korban,” sambungnya.
Hal senada dikatakan Jainudin, salah satu sopir lintas Desa Maidi-Sofifi, Kecamatan Oba Utara, meminta pemprov Maluku Utara dan pemkot Tidore Kepulauan agar memperhatikan kondisi jalan di wilayah setempat.
“Atas nama warga Kecamatan Oba Selatan, saya mohon dan berharap kepada pemerintah daerah agar dapat melihat kondisi jalan ini, karena sudah 17 tahun kami tidak menikmati jalan aspal seperti di kecamatan lain.”
Jainudin mengungkapkan selain kondisi jalan yang rusak, juga di Kecamatan Oba Selatan belum ada jaringan telekomunikasi. Bahkan pemadaman listrik paling sering terjadi.
“Di Kecamatan Oba Selatan ini selain jalan rusak, juga jaringan telepon belum ada. Sudah begitu pemadaman lampu sering terjadi,” tutupnya.
Author: Hijrah Ibrahim
Editor: Redaksi