Mesin Speedboat Baru Punya Pemkot Rusak

Avatar photo

Mesin speedboat Bahari 01 milik Pemkot Ternate rusak. Padahal mesin dengan speedboat seharga Rp 2,3 miliar itu belum lama dibeli. Usia barang tersebut diperkirakan baru tiga bulan.

Ikbal Ruray, anggota DPRD Kota Ternate, mempertanyakan penyebab kerusakan pada bagian speedboat tersebut. Menurutnya, speedboat atau kapal cepat yang baru 3 bulan didatangkan dari kota Tangerang itu pada mesinnya diduga bekas.

“Kalau terjadi kerusakan berarti yang harus diperiksa terlebih dahulu mesinnya, apakah mesin yang dibeli itu baru atau bekas, ini menjadi tanggung jawab (Dinas Perhubungan) dan perusahaan. Masa baru 3 bulan dibeli terus rusak,” kata Ikbal, Kamis (30/3/2017).

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

Menurut Ikbal, Pemkot Ternate beralasan kerusakan speedboat disebabkan karena air laut kotor merupakan alasan yang mengada-ngada.

“Jadi alasan mesin rusak karena air laut kotor itu tidak masuk akal, kalau sampai seperti itu maka semua speedboat yang ada di Maluku Utara ini so (sudah) rusak,” katanya.

Speedboat Bahari 01 diparkir di dermaga Gamalama. (KIERAHA.com)

 

Pengamatan KIERAHA.com, kapal cepat yang dibeli menggunakan dana alokasi khusus 2016 itu saat ini berada di dermaga speedboat Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah.

Pada bagian belakang speedboat masih terdapat dua unit mesin. Sementara pada baling-baling mesin, salah satunya telah dicopot dan ditutup menggunakan plastik.

Thamrin Alwi, Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate, sebelumnya mengatakan mesin speedboat yang baru dibeli itu rusak karena air laut kotor.

BACA JUGA  Kejati Maluku Utara Didesak Periksa Rektor IAIN Ternate

”Kerusakan itu alami, karena speedboat datang bertepatan musim hujan sehingga air laut kotor jadi banyak rumput yang tersangkut di baling-baling,” katanya. “Karena itu kita copot baling-baling (pada bagian mesin) untuk perbaiki.”

Menurut dia, kerusakan pada mesin itu cukup rumit sehingga membutuhkan beberapa teknisi yang harus didatangkan dari Jakarta.

Author: Nasarudin Amin

Editor: Redaksi