2 Geopark Maluku Utara Diantara Tambang Raksasa dan Bayang-Bayang Reklamasi

Avatar photo
Reklamasi pantai Kayumerah-Kalumata. (Kieraha.com)

Dua daerah di Provinsi Maluku Utara saat ini sedang diusulkan menjadi kawasan geological park nasional. Kedua daerah itu adalah Ternate dan Halmahera Tengah.

Ketua Tim Pengusulan Geopark, Abdul Kadir Dedy Arif, mengatakan 2 daerah yang diusulkan ini memiliki khasanah geologi yang memenuhi standar konservasi, edukasi, dan riset.

Bahkan, lanjut Dedy, salah satu diantaranya memiliki kemiripan dengan geopark yang ada di Kota Hawai, salah satu negara bagian di AS yang terpisah dari Benua Amerika, di Oseania.

“Kemiripan itu berbentuk Goa, hasil lelehan lava yang mirip dengan yang ada di Hawai, itu salah satu negara bagian di Amerika Serikat,” jelas Dedy, di Ternate, Sabtu, 7 Maret 2020.

Dedy bilang, spot geopark Ternate yang punya kemiripan dengan Hawai berada di depan Benteng Kota Janji, Kelurahan Ngade, Kecamatan Ternate Selatan. “Selain di lokasi itu, kami juga memasukkan potensi Batu Angus di Ternate Utara untuk jadi kawasan geopark,” katanya. Sementara, spot yang diusulkan di Halmahera Tengah berada di Goa Bokimaruru.

Dedy menjelaskan, pengusulan dua daerah tersebut menjadi Kawasan Geopark, sekaligus membantu pemda mengoptimalkan potensi geologi yang ada untuk destinasi wisata.

Potensi geologi

Dedy menambahkan, potensi geopark yang dimiliki Pulau Ternate juga terdapat sheeting joint lava yang berbentuk struktur berlembar, akibat pembebanan dan tekanan tektonik.

“Geopark ini merupakan yang ter unik dan berkembang hanya di beberapa wilayah di dunia, termasuk di Pulau Ternate,” kata Dedy. “Lelehan lava yang berada di bawah permukaan Ternate itu memanjang sampai ke laut. Ada yang namanya pinnacle, terdapat di depan Benteng Kota Janji, berbentuk tiang-tiang hasil dari lelehan lava. Bahkan, kalau di Hawai kita dapatnya di darat, tapi di Ternate adanya di laut. Ini potensi yang luar biasa,” lanjutnya.

Menurut Dedy, kawasan geopark di Ternate akan menjadi spot andalan jika telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan geological park. “Ini tentunya menjadi ciri khas, salah satu tipe yang namanya aa–lava, dan itu berkembang hanya beberapa wilayah saja,” sambungnya.

Bayang-bayang reklamasi

Sayangnya, potensi geologi yang diusulkan menjadi Geopark Nasional di Kota Ternate ini bakal hilang. Ini jika kawasan laut dan pantai di Kalumata dan depan Benteng Kota Janji direklamasi.

Pintu masuk Kawasan Karst Bokimaruru. (Madjid Alting/kieraha.com)

Hal tersebut berdasarkan rencana Pemkot Ternate yang akan melakukan reklamasi pantai lanjutan di sepanjang pesisir dan laut wilayah Pantai Kalumata, Ngade hingga Pantai Sasa.

BACA JUGA Mereka yang Terancam di Pulau Ternate

Soal ancaman ini, menurut Dedy, ia sudah bertemu langsung dengan Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman. Dedy bilang, ia sudah menyampaikan potensi geologi tersebut.

“Saya sudah sampaikan ke wali kota, bahwa reklamasi yang direncanakan itu tolong dikaji lagi. Terutama soal potensi geologi yang kami usulkan ini. Dan itu, pak wali kota sangat merespon terhadap pengusulan Ternate jadi Kawasan Geopark Nasional,” kata Dedy.

Diantara tambang raksasa

Sementara itu, lanjut Dedy, untuk Kawasan Karst Goa Bokimaruru, Desa Sagea, Kabupaten Halmahera Tengah, posisinya berada tepat di tengah dan dikelilingi oleh IUP tambang.

Izin Usaha Pertambangan atau IUP itu, untuk perusahaan nikel Weda Bay, IWIP, dan BPN.

“Alhamdulillah Pemda Halmahera Tengah sangat antusias untuk memajukan Bokimaruru sebagai geopark. Ini sesuai SK Tim Percepatan Geopark yang telah diterbitkan,” katanya.

“Juga surat pengusulan ke Badan Geologi dan mendorong kemitraan dengan Ikatan Ahli Geologi. Semua itu bentuk keseriusan pemerintah daerah untuk melakukan kajian dan menyiapkan dokumen saintifik terkait standar menuju geopark nasional,” tambah Dedy.

Redaksi
Editor