Seminar ABK di Ternate Diharapkan Tingkatkan Kerjasama

Avatar photo

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau BP3A Provinsi Maluku Utara menggelar seminar profil Anak Berkebutuhan Khusus, di Hari Pendidikan Nasional, Selasa (2/5/2017).

Kegiatan yang dilaksanakan di lantai lima ruang Kieraha, salah satu hotel, Kecamatan Ternate Tengah, itu melibatkan 30 peserta dari YPAC, Sekolah Luar Biasa Ngidi dan Sasa Kota Ternate, FKKADK, BKKBN, Pelindo, Dishub dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Pengamatan KIERAHA.com, kegiatan tersebut dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Maluku Utara Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Haja Nurhayati Amin.

BACA JUGA

Sekejap Moto Bahari Berkesan Itu Hilang

BACA JUGA  Warga Resah Air Kemasan Sekda Halmahera Barat Beredar di Ternate

Goyang Basah Duo Serigala di HUT Telkomsel Bikin Heboh Warga Ternate

Melalui sambutan yang disampaikan Nurhayati, mengemukakan kegiatan seminar untuk meningkatkan kesadaran perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam mewujudkan suatu wilayah layak anak.

Nurhayati mengatakan penyiapan anak untuk menjadi manusia masa depan yang diharapkan adalah kunci utama yang harus mendapat perhatian semua pihak.

“Kualitas SDM lembaga kepentingan sangat menentukan tumbuh kembangnya anak, bagaimana mereka disiapkan, dibentuk dan dijamin serta dilindungi pemenuhan hak-haknya,” ujar Nurhayati.

Dia mengatakan tidak mungkin mengharapkan sesuatu yang baik tanpa melakukan investasi yang baik pula. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, ucap Nurhayati, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BACA JUGA  Kejati Maluku Utara Didesak Periksa Rektor IAIN Ternate

“Agar setiap anak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan memperoleh perlindungan dari tindak kekerasan,” katanya.

Haja Masni BSA, Kepala BP3A Provinsi Maluku Utara, mengemukakan berdasarkan UU Perlindungan Anak, maka salah satu Perlindungan Khusus Anak yang harus diberikan adalah kepada Anak Berkebutuhan Khusus atau ABK.

Berbagai istilah dalam menyebutkan ABK dengan masing-masing stakeholder yang menanganinya berdampak pada belum adanya program yang bersifat terpadu, mengingat masing-masing bekerja sesuai dengan istilah dan bidangnya.

“Oleh karenanya kegiatan seminar diperlukan untuk menyusun profil ABK yang dapat menyatukan perbedaan persepsi dan sikap semua kepentingan, serta penggunaan data sebagai perbandingan penyusunan kegiatan diwaktu yang akan datang, agar pelayanan bagi ABK bisa lebih aplikatif dan komprehensif dengan mengedepankan kesetaraan,” sambungnya.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

“Saya berharap seminar ini dapat meningkatkan hubungan komunikasi, kerjasama dan koordinasi yang lebih baik dalam menata arah kebijakan terbaik bagi perlindungan kepada ABK di provinsi Maluku Utara,” tutupnya.

Author: Fandi Gani

Editor: Redaksi