Keluhan Pedagang Sepatu Menjelang Hari Raya Idul Adha di Ternate

Avatar photo
Pusat pertokoan di Ternate. (Sahrul Jabidi)

Pedagang toko sepatu di Ternate menjerit. Ini mulai tampak setelah Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Situasi menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah pun diakui sangat sepi dibandingkan dengan suasana menjelang Idul Adha tahun sebelumnya.

Salah satu pedagang toko sepatu, Hafid menyatakan, pemberlakuan PPKM menjelang hari raya ini pendapatannya menurun drastis. Kondisi ini lebih baik sebelum PPKM diberlakukan.

BACA JUGA Wali Kota Ternate Apresiasi Kejati Maluku Utara Gelar Vaksinasi Massal

“Sepatu yang laku terjual biasanya sampai Rp 2 juta per hari, namun saat ini paling tinggi Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta,” kata Hafid, ketika disambangi kieraha.com, di pusat pertokoan, Jalan Chasan Boesoirie, Kelurahan Gamalama, Ternate Tengah, Kamis siang, 15 Juli 2021.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

Ia menyatakan, menjelang hari raya tersebut seharusnya lebih ramai dari hari biasa.

Kondisi ini membuat Hafid selaku pengelola toko sepatu menjadi bingung dengan gaji karyawan, retribusi sampah, jamsostek hingga pembayaran pajak iklan setiap bulan.

“Semuanya ini bayar dari hasil pendapatan jualan sepatu. Kalau seperti ini kami mau bayar bagaimana. Pusing memang dengan situasi saat ini,” ujar dia.

BACA JUGA Harga Sapi Kurban di Ternate Capai Rp 18 Juta per Ekor

Bahkan, lanjut Hafid, aktivitas toko hanya berlaku hingga jam 10 malam dari sebelumnya pukul 23.00 WIT.

Hafid berharap, pandemi corona cepat berakhir agar aktivitas ekonomi kembali pulih.