Perang Narkoba di Batas Negara

Avatar photo

Sore itu Kamis 17 Desember 2015 saya diajak seorang teman melihat dari dekat perbatasan Amerika Serikat dan Mexico dari wilayah Selatan California, 15 kilometer dari Kota San Diego.

Perbatasan itu dikenal dengan nama Tijuana yang bagi warga Kota San Diego, dimasukan zona merah penyelundupan narkoba Maxico ke Amerika Serikat. Hampir semua kasus narkoba di Kota San Diego yang terungkap aparat kepolisian memiliki hubungan dengan penyelundupan dari jalur tersebut

Secara geografis, wilayah perbatasan ini merupakan wilayah darat yang hanya dipisahkan pagar kawat berduri dengan penjagaan ketat ratusan aparat keamanan. Hanya satu pintu masuk dengan lebar jalan lebih dari 60 meter, dan menjadi satu-satunya jalur keluar masuk Mobil dari San Diego menuju Maxico serta sebaliknya. Ada ratusan mobil setiap hari yang keluar masuk ke wilayah Maxico ataupun ke Kota San Diego. Bahkan dijalur itu, setiap dua puluh meter terlihat empat hingga lima orang aparat kepolisian yang berjaga-jaga. Satu Helikopter selalu terbang rendah dan berputar-putar setiap tiga jam sekali.

Jika diamati sepintas, wilayah Tijuana memang terlihat sangat strategis untuk praktek penyelundupan narkoba  ke Amerika Serikat. Wilayahnya yang berbukit dan memiliki kostur tanah merah yang mudah digali sangat menguntungkan bagi Bandar narkoba menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat penyelendupan melalui jalur bawah tanah. Apalagi jarak antara Mexico dan Amerika Serikat di wilayah ini hanya ratusan meter dan hanya dipisahkan pagar kawat berduri. Di sejumlah titik perbatasan di San Diego pun banyak memiliki banyak pergudangan yang dapat digunakan sebagai penghubung antara gudang yang berada di Maxico dan San Diego.

Pemerintah Amerika Serikat mencatat dalam kurun waktu dua tahun terakhir penyelundupan narkoba melalui jalur Selatan, California meningkat sangat segnifikan. Setidaknya di Kota San Diego sendiri terungkap lebih dari 14 kasus penyelundupan narkoba skala besar dari jalur Tijuana. Otoritas pemerintah setempat pernah menangkap upaya penyelundupan lebih dari delapan ton mariyuana dan 147 kilogram kokain dari jalur itu. Penyelundupan seluruhnya dilakukan melalui jalur-jalur bawah tanah.

Ada sedikitnya ada  89 terowongan lintas perbatasan di California yang digunakan sebagai jalur penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat yang berhasil diungkap aparat kepolisian. Dari jumlah itu 50 terowongan diantarannya ditemukan di wilayah perbatasan Tijuana. Dan penemuan terowongan yang terbaru tahun 2014 memiliki panjang 365 meter dan merupakan penemuan terowongan terpanjang yang ditemukan di Tijuana.

Sebuah tulisan dengan judul Mexico and the United States : Neighbors Confront Drug Trafficking yang ditulis Joseph R. Fuentes tahun 2007  mengungkapkan, praktek penyelundupan narkoba di wilayah California selain dilakukan jalur bawah tanah, juga dilakukan dengan cara lain seperti menggunakan pesawat dengan berkecepatan tinggi dan kapal kargo. Ada juga dengan cara menyimpan kokain di dalam ban mobil penumpang seperti yang pernah diberitakan sebuah media dalam sebuat tulisannya yang berhasil membongkar praktek pengiriman narkoba melalui jasa angkutan truk alat kesehatan.

Irawan Nugroho, mantan jurnalis Indonesia yang sudah lama menetap di Amerika Serikat menuturkan, tingginya aksi penyelundupan narkoba mexico ke Amerika Serikat umumnya lebih banyak didorong factor harga jual narkoba di Amerika Serikat yang tinggi. Kondisi tersebut kemudian membuat banyak orang yang tergiur mendapatkan uang dengan jumlah banyak dalam waktu singkat.

Data dari Los Angeles Police Departement atau Kepolisian Los Angeles harga narkoba bisa mencapai puluhan ribu dollar Amerika. SSeperti Kokain misalnya, bisa mencapai $19.000-22.000 ribu per kilogramnya atau setara dengan Rp 247 -286 juta. Metamfetamin  mencapai $11.000-12. 000 ribu per pound atau setara dengan Rp 156 juta. Heroin lebih hebat lagi, harganya mencapai $20.000-25.000 dollar per kilogramnya atau setara dengan Rp 260-325 juta. Hanya Marijuana yang harganya mencapai $300-600 dollar per pound, dan Ephderin mencapai $210.000 dollar per 25 kilogram. Sementara harga jasa kurir untuk menyelundupkan satu paket narkoba ke Amerika Serikat melalui jalur Tijuana bisa mencapai $ 10 ribu dollar atau setara dengan Rp 130 juta. Harga jasa itu akan lebih basar lagi, jika paket narkoba yang berhasil diselundupkan lebih dari satu jenis.

“Sebab itulah, mengapa Narkoba akan selalu menggoda. Apalagi permintaan narkoba di Amerika Serikat tercatat selalu meningkat,” kata Irawan.

Veronica, salah satu warga Kota Los Angeles saat berbincang-bincang di lobi Hotel Marriot menuturkan, tingginya aksi penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat berdampak terhadap pengguna narkoba dikalangan anak muda. Laporan Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika Serikat menunjukkan jumlah pengguna obat-obatan ini meningkat dari sebelumnya 17 persen menjadi 37 persen dari tahun 20002010.

Jumlah ketergantungan pada pengguna narkoba juga sama mencapai 40 persen. Akibatnya kematian karena heroin pada tahun 2010-2013  melonjak hingga empat kali lipat dari sebelumnya sebesar 0,7 kematian per 100.000 penduduk menjadi 2,7 kematian per 100.000 penduduk.

Jumlah itu tak berbeda jauh dengan Indonesia yang hingga Juni 2015 penguna narkoba sudah mencapai 5,9 juta orang dari sebelumnya 4,2 juta orang atau meningkat 1,7 juta orang dalam kurun waktu enam bulan. Serta sedikitnya 15 ribu orang meninggal dunia akibat menggunakan narkoba.

“Karena itulah, pemerintahan kami sangat serius terhadap pemberantasan narkoba. Selain berbahaya, narkoba juga merusak masa depan generasi muda,” ujar Veronica.