2 Hal Ini Bisa Percepat Kemajuan Maluku Utara

Avatar photo

Masyarakat di provinsi Maluku Utara sejatinya bisa sejahtera. Hal ini diyakini oleh tokoh nasional DR Rizal Ramli saat berkunjung ke Ternate, Sabtu, 2 Desember 2017. Pada provinsi berjuluk Negeri Kepulauan Rempah itu menurut Rizal, menjadi lumbung ikan nasional dan pernah menjadi perhatian bangsa-bangsa Eropa.

Rizal Ramli mengemukakan, ada satu Pulau Rum di dekat Banda yang ditukar oleh Belanda dengan Pelabuhan Manhattan yang sekarang menjadi New York kepada Inggris. Fakta sejarah itu, menjadi bukti bahwa Maluku begitu kaya.

“Sejarah ini menjadi bukti bahwa pala, cengkeh, dan rempah yang lain lebih berharga dengan emas,” kata DR Rizal Ramli, di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate sesuai rilisnya, Sabtu, 2 Desember 2017.

Potensi keluatan dan perikanan di provinsi kepulauan itu cukup besar, ekonom senior ini kemudian menyarankan alangkah lebih baik dikombinasikan dengan pariwisata agar pertumbuhan ekonomi bisa cepat, dan kesejahteraan rakyat bisa terwujud. “Agro wisata dan wisata maritim bisa mempercepat ekonomi Maluku Utara,” kata Rizal Ramli melanjutkan.

Yang juga menjadi harapan Rizal, pimpinan daerah dapat memperjuangkan Dana Alokasi Khusus. “Sudah saatnya pimpinan di Maluku Utara memperjuangkan bersama-sama agar Dana Alokasi Khusus mempertimbangkan aspek ketertinggalan dan luas lautan serta sumber perikanan,” ujar dia.

BACA JUGA

Impian Jokowi Soal Maluku Utara Setelah Lomba WIFT di Halmahera

Sumber Daya Laut Maluku Utara dalam Keterancaman

Dengan strategi pembangunan ini, Rizal Ramli berpendapat, Indonesia bisa membangun tanpa utang. Rizal Ramli kemudian mencontohkan kinerja Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Yang bisa mengubah kabupaten miskin menjadi kabupaten terkaya di Jawa Timur sebagai daerah pariwisata dan pusat perikanan.

Rizal kembali meyakinkan, pariwisata bisa mendorong perekonomian, dengan job kreator yang lebih murah dibandingkan harus membangun industri. “Karena sektor pariwisata sekarang saja sudah menyumbang devisa nomor dua setelah ekspor kelapa sawit. Sudah mengalahkan ekspor migas,” sambung Rizal.

Pariwisata jangan diremehkan, Rizal mengingatkan. Italia, Perancis, dan Spanyol adalah negara yang mengandalkan tourism. “Kita akan menjadi lebih bersih menghilangkan budaya jorok. Lebih ramah karena keramahan bersahabat dengan turis,” kata Rizal. “Sekaligus mengangkat integritas karena orang akan lebih jujur. Dan kejujuran akan menjadi pembicaraan banyak orang untuk datang.”

Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara Wahda Zainal Imam menyampaikan, sudah saatnya ada revolusi biru di Maluku Utara. “Kita tidur di atas ikan, tetapi tidak mampu memanfaatkan kekayaan ikan yang kita miliki,” kata dia.

Menurut Wahda, ini bisa kelihatan dari pendapatan daerah yang lebih besar di sektor perdagangan dan perkebunan. Sementara nelayan Filipina di Morotai sudah menguasai dengan nilai tukar peso, bahkan banyak yang kawin dengan penduduk lokal, ini yang membuat Malut hanya punya semboyan lumbung ikan nasional.

Anggota DPD RI Basri Salama menyebutkan, bahwa ikan-ikan dari Maluku Utara setiap tahun bernilai Rp 7 triliun yang dicap dari Bitung, Sulawesi Utara. “Ini terjadi karena infrastruktur perikanan tidak terbangun di Maluku Utara. Inilah pentingnya kehadiran Rizal Ramli, mantan Menko Maritim di Ternate,” sambung dia.

Source: Sindonews