Penyebab tenggelamnya KMP Bandeng di perairan Loloda Kepulauan, Halmahera Utara, Maluku Utara, masih akan ditelusuri.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT akan melakukan investigasi tenggelamnya kapal milik ASDP itu.
Meski begitu, sejumlah wacana mulai menyeruak di Maluku Utara, bahwa KMP Bandeng ‘kapal tua’ yang kabarnya bertolak ke Bitung untuk docking. Agar tidak terkesan mengangkut penumpang dan barang pasca tenggelamnya kapal, dalam manifes ditulis nama sopir dan truk serta daftar ABK dengan jumlah 42 jiwa.
Namun nama-nama penumpang yang tertulis di dalam manifest belakangan diketahui tidak dicatat sesuai nama lengkapnya. Sementara, jumlah korban yang berhasil ditemukan tim pencarian dan pertolongan berjumlah 50 jiwa.
Jumlah korban yang ditemukan tersebut terdiri dari penumpang dan ABK. Sementara dua di antaranya meninggal. Sisa satu lainnya dari ABK bagian mesin KMP Bandeng belum ditemukan.
Begitu pula, pada saat pemberangkatan kapal, KMP Bandeng disebut tidak melapor sebelum berangkat, karena kapal bukan mengangkut penumpang dan kendaraan. KMP Bandeng tujuan Bitung, Sulawesi Utara, itu hanya untuk docking.
Yudihart Noya, Sekretaris Komisi II DPRD Halmahera Utara menyatakan, akan mengundang Kepala Syahbandar dan ASDP Cabang Ternate usai Idul Adha.
“Pemanggilan ini untuk memastikan kebenaran tersebut. Kami akan minta keterangan dari Kepala Syahbandar Pelabuhan Tobelo dan ASDP,” ujarnya.
Rido Arif