Pertemuan Dua Lempeng Besar Penyebab Guncangan Gempa di Jailolo dan Ternate

Avatar photo

Gempa bumi menggoyang Halmahera Barat, Maluku Utara, Senin (16/4/2018), pukul 00.30 WIT. Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR itu tidak berpotensi tsunami.

Meski begitu, sebagian warga di Kecamatan Jailolo, dan Kecamatan Ternate Utara, Ternate, berhamburan keluar rumah saat gempa mengguncang.

Kepala Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ternate, Kustoro Hariyatmoko menginformasikan, gempa bumi 6,4 SR itu berpusat di 87 kilometer Barat Laut Halmahera Barat dengan kedalaman 10 kilometer.

Ketua Laboratorium Geologi UMMU Ternate, Dedy Arif menyatakan, dampak gempa bumi sejauh ini belum ditemukan adanya laporan kerusakan dari tim geologi UMMU dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) soal efek gempa.

Dia mengemukakan, gempa bumi tersebut cukup kuat dirasakan warga, namun tidak berdampak kerusakan berat seperti yang terjadi di Halmahera Barat beberapa waktu lalu.

“Aktivitas gempa ini merupakan impact dari pola gerakan atau pola pensesaran yang ada di laut Maluku. Pola sesar dengan tipe strike slip fault itu merupakan pergerakan pertemuannya dua lempeng besar yang ada di laut Maluku dengan laut Halmahera yang saling bergeser dan berpapasan satu dengan lainnya,” ujar Dedy ketika dihubungi Senin siang.

Dedy menambahkan, gempa tersebut juga dirasakan di wilayah Kota Tidore Kepulauan dan Halmahera Utara, meski dengan intensitas yang lemah.

Hairil Hiar