Nasib Siswa SMA 32 di Halmahera Selatan yang tak Punya Guru

Avatar photo
Puluhan anak di Desa Samat berunjuk rasa meminta pemerintah daerah aktifkan kembali aktivitas belajar mengajar di SDN 54. (Mahmud Ichi/Kieraha.com)

Kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 32 di Desa Samo, Halmahera Selatan, ditutup. Sebanyak 70 siswa yang bersekolah di SMA itu terancam tak bisa ikut ujian.

Anehnya, sekolah negeri yang didirikan pada 2010 itu ditutup gara-gara tak ada guru yang mengajar. Kondisi tersebut sudah terjadi kurang lebih 4 bulan lalu.

“Sejak Juli 2018, sekolah ini tidak lagi dibuka,” kata Jafar Anhar, Kepala Desa Samo, Kecamatan Gane Barat Utara, saat dihubungi Kieraha.com, Rabu (7/11/2018).

Jafar mengemukakan, pada sekolah negeri itu memiliki satu guru PNS dan tiga guru honorer. Guru PNS tersebut sekaligus sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 32.

BACA JUGA  Pemda Halmahera Selatan Bangun 50 Rumah tak Layak Huni

“Guru PNS itu bernama Aswia Abdul Mutalib. Beliau juga mengajar sekaligus sebagai Kepsek di SMA Negeri 32 Halmahera Selatan,” ucap Jafar.

Jafar bilang, kepala sekolah tersebut mulai meninggalkan tugas sekitar 8 bulan. Sementara 3 guru honorer SMA 32 meninggalkan tugas pada Juli 2018.

BACA JUGA

Tentang Pajak Air Permukaan Megah Surya di Halmahera

“Mereka tidak mengajar karena tidak pernah diberikan honor,” kata Jafar.

Menurut dia, sejauh ini pihak pemerintah desa sudah mengadukan ke pihak dinas dan pemda di Halmahera Selatan, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.

Laher Eko, salah satu tokoh warga Desa Samo meminta, pemerintah provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan segera ambil langkah.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

“Jika kondisi ini terus dibiarkan maka anak-anak kami yang akan jadi korban. Kalaupun gaji guru honor belum diberikan maka segeralah dibayar,” kata dia.

“Karena yang rugi nantinya anak-anak kami. Masa depan generasi bangsa ini terlantar dan tidak bisa belajar lagi gara-gara guru mengajar tidak dibayar.”

“Kami sangat berharap agar segera ada langkah konkrit dari gubernur untuk bisa mengatasi ini, sehingga anak-anak kami bisa sekolah lagi,” sambung Laher.

Kieraha.com berusaha mencari tanggapan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Imran Yakub. Namun telepon dan pesan singkat tak bersambut.