Harapan Presiden Setelah Meresmikan Bandara Kuabang di Halmahera Utara

Avatar photo
Peresmian Bandara Kuabang Halmahera. (Sutriana Tude)

Presiden Joko Widodo meresmikan terminal baru Bandara Kuabang, di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Rabu siang, 24 Maret 2021.

Pasca peresmian ini diharapkan bisa menarik banyak wisatawan ke wilayah kabupaten setempat dan sekitarnya. Apalagi Kabupaten Halmahera Utara memiliki sejumlah destinasi wisata alam dan bahari yang membutuhkan peningkatan konektivitas tersebut.

BACA JUGA Kisah Tragis Korban Selamat yang Saksikan Rekannya Tewas di Hutan Halmahera

Dalam peresmian terminal baru Bandara Kuabang, Presiden didampingi Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Bandara Kuabang memiliki fasilitas landasan pacu sepanjang 2.400 meter dengan lebar 30 meter dan landasan hubung sebesar 100×23 meter yang dapat melayani penerbangan pesawat jenis ATR 72-600, Boeing 737-800, dan Airbus A320. Dengan adanya pengembangan terminal menjadi seluas 3.500 m2, Bandara Kuabang dapat melayani hingga 160.000 penumpang per tahunnya.

“Dengan terminal penumpang baru ini, Bandara Kuabang telah siap mendukung aktivitas masyarakat di Kabupaten Halmahera Utara dan sekitarnya. Kita harapkan nanti akan muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di sekitar bandara ini,” sebutnya.

Secara Bertahap Seminggu Dua Kali

Presiden meminta agar penerbangan reguler di Bandara Kuabang dapat diaktifkan secara bertahap minimal seminggu dua kali penerbangan dari dan ke Bandara Kuabang.

“Sebelum pandemi di sini ada dua flight regular dan satu charter. Tapi karena pandemi hanya berjalan kalau ada charter. Untuk itu saya minta pak Menhub dan Dirjen Perhubungan Udara untuk mengusahakan secara bertahap dua kali penerbangan menuju ke sini. Kalau keadaan sudah normal baru bisa paling tidak 3 kali,” lanjutnya.

BACA JUGA Penempatan Lampu Jalan 40 Sofifi Maluku Utara Dinilai ‘Boros’

Presiden menjelaskan, pembangunan infrastruktur yang merupakan fokus pembangunan negara dalam beberapa tahun terakhir ini hendaknya tak hanya dilihat dari sisi pembangunan fisik semata. Sebab, banyak hal penting lain yang hendak dituju dari pembangunan dan pengembangan infrastruktur di negara ini.

“Infrastruktur itu adalah membangun peradaban. Ini yang sering tidak kita sadari. Bayangkan, misalnya dulu sebelum ada jalan, dari Halmahera Utara menuju Sofifi kita harus jalan kaki. Sekarang setelah jalannya ada berarti bisa naik bus, sepeda motor, atau mobil. Membangun peradaban baru,” kata Presiden.

“Kehadiran infrastruktur berupa bandara, selain membangun peradaban, juga berarti membangun budaya kedisiplinan baru bagi warga setempat. Penerbangan yang membutuhkan akurasi jadwal dan waktu tentu akan mendorong peningkatan kedisiplinan itu,” tambahnya. *