Kala Pelajar di Halmahera Sulit Mengakses Internet Saat Ujian Sekolah

Avatar photo
Pelajar MA yang mengikuti ujian sekolah di bawah pohon demi mengakses jaringan internet.

Pemerataan akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dirasakan warga masyarakat di daerah. Kondisi itu dialami warga di wilayah pulau-pulau kecil dan daratan Pulau Halmahera, Maluku Utara. Wilayah yang terdapat potensi sumber daya alam tambang nikel dan emas itu masih mengalami kesulitan akses internet.

Meski begitu, warga terutama pelajar di sana tetap bersemangat. Bahkan, pelajar di sini memilih ke pantai dengan jarak 1 km dari sekolah untuk mengakses jaringan internet. Juga ada pelajar dari sekolah yang berbeda, harus melaksanakan ujian sekolah di bawah pohon kelapa. Ini dilakukan untuk bisa mengikuti Ujian Sekolah secara online.

BACA JUGA Usulan Bandara Baru di Sofifi Ibu Kota Maluku Utara Ditolak Menhub

Pengamatan kieraha.com, sekolah tersebut adalah SMK Bina Talenta Halmahera Utara yang berada di Desa Pediwang, Kao Barat. Para siswa di sekolah ini ujian di gedung yang hanya terdapat satu ruangan dan beratapkan seng tanpa penutup dindingnya.

Selain sekolah itu, juga terdapat Madrasah Aliyah Nurul Yaqin yang berada di Desa Supu, Kecamatan Loloda Utara, Halmahera Utara. Para pelajar seakan berburu jaringan internet di tepi pantai untuk bisa melaksanakan ujian sekolah secara online. Jaringan yang diburu pun berjarak sekitar 1 km dari sekolah.

Meski sudah berupaya untuk bisa akses internet, namun kondisi ini tak bisa membuahkan hasil sesuai yang diinginkan. Harapan para siswa yang jumlahnya 16 orang ini harus pupus karena tak dapat mengakses jaringan internet dari upaya tersebut.

“Mau masuk ke link website untuk mencetak kartu peserta ujian saja sangat sulit diakses,” kata Kepala MA Nurul Yaqin Bahadiah R Koroi, begitu dihubungi, Selasa, 24 Maret.

Ia mengatakan ujian sekolah yang diikuti para pelajar MA ini dengan terpaksa diputuskan oleh para guru atas permintaan Kanwil.

“Ini supaya ada laporan ke pusat terkait ujian sekolah secara online,” ujarnya.

Padahal, sebelumnya pihak sekolah dan Kanwil Kemenag telah bersepakat melakukan ujian sekolah secara manual khusus Mandrasah yang kesulitan akses internet.

“Namun pada hari ke tujuh (hari terkakhir ujian sekolah) manual dilaksanakan, tiba-tiba ada pemberitahuan kalau ujian sekolah ini paling tidak harus ada laporan ke pusat untuk ujian online, jika tidak maka nama sekolah kami tidak terdaftar di pusat,” lanjutnya.

Karena akses jaringan internet tidak bisa dilakukan sehingga Kepala Sekolah MA tersebut memutuskan mengembalikan para peserta ujian ke gedung sekolah untuk menyelesaikan sisa ujian secara manual.

Bahadiah berharap Pemprov Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Utara dapat memperhatikan kendala infrastruktur jaringan internet di pelosok sebagai masalah serius.

“Ini demi kemajuan pendidikan kita dan masa depan generasi bangsa,” tambah Bahadiah.

Pelaksanan Ujian Sekolah di Madrasah Nurul Yaqin ini dimulai pada 15 – 23 Maret 2021.

Selain dua SMA sederat itu juga terdapat MTs Baiturrahman Salimuli, di Galela Utara, Halmahera Utara yang mengalami kendala serupa. Pelajar di MTs ini melaksanakan ujian secara online di bawah pohon.

Kepsek MTs H Naser Dodoteng menyebutkan, pelaksanaan ujian MTs di bawah pohon kelapa dekat tepi pantai merupakan solusi dari tidak adanya jarigan internet.

Butuh Perhatian Pemerintah

Pelajar MTs saat ujian sekolah di bawah pohon kelapa.

Kondisi ini membuat siswa di sekolah ini mempertanyakan perhatian pemerintah.

Kepala Kanwil Kemenag Maluku Utara, Sarbin Sehe mengaku, belum mengetahui adanya informasi ini. Menurutnya baru tahu setelah dikonfirmasi awak media melalui telepon.

Meski begitu, Sarbin memberikan apresiasi kepada Kepala Madrasah Aliyah Nurul Yaqin dan Kepala Sekolah MTs Baiturrahman yang telah melakukan langkah-langkah tersebut, sehingga para pelajar di dua sekolah wilayah Kemenag ini bisa mengikuti ujian.

“Meskipun ada kekurangan fasilitas jaringan yang tidak tersedia, sehingga itu diambil langkah-langkah yang arif dan bijaksana untuk siswa bisa ikut ujian online,” ujar Sarbin, begitu dikonfirmasi kieraha.com, melalui telepon, Jumat malam, 26 Maret.

Sarbin menyatakan, kebijakan sekolah untuk melaksanakan ujian secara online ini untuk menyesuaikan dengan perkembangan digital yang semakin berkembang pesat saat ini.

“Kepada Kepala Sekolah Madrasah yang merasa kekurangan fasilitas-fasilitas agar segera berkoordinasi dengan Satuan Pendidikan yang ada di yayasan-yayasan, agar unsur-unsur infrastruktur ini bisa terpenuhi sesuai amanat standar nasional pendidikan,” ujar Sarbin.

Adanya masalah yang terjadi saat pelaksanaan belajar daring tersebut, Sarbin meminta sekolah madrasah untuk bisa membelanjakan akses jaringan internet memakai dana bantuan operasional sekolah.

BACA JUGA Akses Jalan Pulau Halmahera

“Dengan adanya dana BOS (bantuan operasional sekolah) yang disalurkan kepaka sekolah madrasah ini bisa digunakan untuk kebutuhan jaringan internet. Tapi kita tahu kalau di Halmahera ini kan belum seluruhnya tersambungkan dengan kabel optik, belum ada tower jaringan internet, dan seterusnya. Karena itu soal kerjasama dengan pemerintah saya kira sudah berulang kali kita koordinasikan. Kita berharap agar wilayah-wilayah yang terisolasi, terluar, dan terdepan (di Maluku Utara) ini minimal jadi perhatian kita bersama,” tutupnya.

Kieraha.com juga berusaha menghubungi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara, Imam Makhdi Hasan. Namun upaya konfirmasi melalui telepon terkait kondisi sekolah SMK dan kegiatan belajar siswa di wilayah Halmahera Utara itu belum bersambut. **

Iwan Marwan I Apriyanto Latukau