Petani Lingkar Tambang NHM di Halmahera Kesulitan Jual Hasil Panen

Avatar photo
Terong dari Kelompok Tani Talagamato. (Kieraha.com)

Petani di Lingkar Tambang PT NHM mulai gamang. Mereka kesulitan menjual hasil panennya kemana. Kondisi ini dialami karena pasaran yang diharapkan tidak membeli seluruh hasil panen dari petani bimbingan perusahaan PT Nusa Halmahera Minerals ini.

Rusli Yakub, Kelompok Tani Talagamato, mengaku hasil panen milik mereka selalu menumpuk. Warga Desa Peleri, Kecamatan Malifut, Kabupaten Halmahera Utara itu mengemukakan, kondisi serupa juga dialami seluruh petani binaan perusahaan tersebut.

BACA JUGA Kejayaan Cengkih Pulau-Pulau di Bawah Angin yang Hilang

Pasar atau pembeli utama hasil panen dari kelompok tani lingkar tambang ini adalah PT NHM, yang ternyata, lanjut Rusli, hanya membeli sebagian kecil hasil panen dari mereka.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

”Kami menanam ini karena kesepakatan (sosialisasi) dan bantuan dana awal dari PT NHM melalui pemberdayaan CSR masyarakat lingkar tambang. Tapi setelah berjalan dan panen, justru hasil tani yang dibeli hanya sedikit, sementara panennya banyak, sehingga kami rugi dan kesulitan menjualnya,” jelas Rusli, begitu dikonfirmasi kieraha.com, Rabu 8 Juni 2022.

Rusli menyatakan, sosialisasi awal ini kaitannya dengan tanaman bulanan yang ditanam petani harus sesuai kebutuhan di NHM, juga jumlah bibit yang diberikan pun disesuaikan.

“Tapi karena hasil panen yang ada kadang ditunggu per minggu dan masyarakat (petani) takut jangan sampai gagal panen makanya sebagian dijual keluar, ke Weda dan Sofifi sampai Kota Ternate. Itupun banyak yang terkendala transportasi dan rugi banyak,” sambung Rusli.

BACA JUGA  Asal Muasal Uang yang Disetor Terdakwa Korupsi ke Gubernur Maluku Utara

“Padahal sebelumnya CSR juga sudah melakukan sosialisasi, dan menyampaikan kepada masyarakat agar bertanam saja, nanti hasilnya diambil semua oleh NHM,” tambahnya.

Kendala Lain yang Dihadapi

Petani di lingkar tambang. (kieraha.com)
Petani di lingkar tambang. (kieraha.com)

Rusli mengatakan kendala lain yang dihadapi adalah saat musim kemarau dan tidak ada air.

“Sehingga permintaan masyarakat di sini kalau bisa ada penanganan saluran air ke lahan pertanian. Juga, kalau bisa pemberian bantuan bibit itu tidak diseragamkan,” ujar Rusli.

Ia berharap program CSR perusahaan tambang emas di wilayah tersebut dapat berjalan dengan baik dan menopang ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA Cara Warga Kalaodi Tidore Menjaga Pangan dan Hutan

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

“Terutama saat NHM yang beli, kalau dipisah wilayah sini tanam rica dan di sana tanam terong kan lebih bagus. Juga kalau boleh ada tambahan hand traktor,” sambungnya.

Kieraha.com berusaha menghubungi Manager CSR PT NHM Hansen terkait keluhan dari kelompok tani binaan ini. Namun upaya konfirmasi melalui WhatsApp belum bersambut. *

Akbar Amin