Abdul Haris Yoba, warga Gorua, Tobelo, kini sukses menggapai impiannya. Mantan guru honorer ini memilih bekerja sebagai petani. Saat ini, pendapatannya Rp 14 Juta per bulan dari hasil budidaya tanaman hortikultura, di wilayah Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.
Abdul mulai berhenti menjadi honorer sejak tahun 2018. Sejak saat itu, ia memilih fokus dengan usaha barunya di bidang pertanian.
“Saya awalnya mengabdikan diri sebagai guru honorer di beberapa sekolah di Halmahera Utara. Dengan pendapatan yang tak seberapa sebagai guru honorer, saya memutuskan berhenti agar menjadi petani Pepaya,” kata lelaki kelahiran 14 Juni 1995 ini.
Lulusan Ilmu Matematika FKIP Unkhair Ternate itu menyebutkan, meski dari segi keilmuan yang diperoleh di dunia pendidikan tak sejalan dengan usahanya saat ini, namun karena usahanya yang dilakukan tersebut dengan sungguh-sungguh akhirnya membuahkan hasil.
“Saya kuliah ambil keguruan, tapi namanya setiap usaha pasti ada jalan, buktinya saya bisa bercocok tanam untuk jenis tanaman holtikultura seperti pepaya, cabai, tomat buncis, serta sayuran lainnya (hingga akhirnya memiliki penghasilan sendiri),” lanjutnya.
Berawal dari 370 Pohon Pepaya
Abdul mengisahkan, awal dirinya menanam pepaya berkisar 370 pohon jenis california. Jumlah pohon pepaya ini kemudian menghasilkan 700 hingga 800 buah per minggu.
“Satu buah pepaya dibeli Rp 5.000, maka penghasilan 1 bulan sekitar Rp 14 Juta,” jelasnya.
Untuk buah pepaya yang dipasarkan Abdul, menyasar hingga ke Kota Ternate dan sebagian disuplai masuk ke Toko Alfamidi di Tobelo.
“Kalau pasokan di Tobelo sekitar 11 toko yang menjadi sasaran pasar saya,” ucapnya.
Calon Duta Petani Milenial
Abdul mengatakan usaha yang dijalaninya ini, juga membawa berkat untuk dirinya. Di antaranya terpilih sebagai salah satu calon petani milenial dari sekian petani di Kabupaten Halmahera Utara yang diusulkan ke Kementerian Pertanian RI di Jakarta.
Ia menuturkan, motivasi dirinya menjadi seorang calon petani milenial adalah faktor pendapatan. Selain itu karena memberikan edukasi terhadap pemuda yang putus sekolah.
“Saya berusaha untuk meminimalisir angka pengangguran di Halmahera Utara saat ini. Paling tidak, para pengangguran bisa ikut bersama memulai hal baru seperti ini, karena kalau sudah mencoba pasti tidak sulit, yang ada tinggal kemauan saja,” tambahnya. **