Kapal Perintis Kieraha III milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI menjadi perbincangan warga yang tinggal di wilayah pesisir.
Kapal bersubsidi itu selain dengan biaya tiket murah, juga menjangkau wilayah terpencil dan terluar.
Hambali, warga Desa Tabahidayat, Kecamatan Gane Timur mengemukakan, kehadiran kapal perintis Kieraha III sangat membantu akses masyarakat di desa terisolir di Kabupaten Halmahera Selatan.
“Alhamdulillah, dari masyarakat desa terutama pedagang sangat terbantukan dengan kehadiran kapal ini,” kata Hambali, ketika disambangi, di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Senin, 27 Februari 2023.
Ia menyatakan, selain biaya tiket yang murah, penumpang kapal juga merasa puas dengan pelayanan ABK.
“Bahkan sampai soal makanan pun diberikan, padahal ini tidak disubsidi oleh pemerintah,” katanya.
Hambali mengatakan harga tiket kapal perintis Kieraha III dari Desa Tabahidayat ke Ternate sebesar Rp 25.000.
“Harga ini jika dibandingkan dengan harga tiket kapal biasa dari Desa Tabahidayat ke Ternate harus mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah,” jelasnya.
Idrus Hi Bautu, warga Desa Tomara, Bacan Timur Tengah mengaku, masyarakat dari desa pesisir Kecamatan setempat sangat antusias menyambut keberadaan kapal perintis Kieraha III.
Pria yang kesehariannya sebagai petani itu menceritakan, sebelum adanya kapal perintis Kieraha III, akses dari Kecamatan Bacan Timur Tengah menuju Ternate sangat sulit.
“Kalau ke Ternate kami harus ke Babang dulu. Sementara akses jalan darat ke Babang cukup jauh dan membutuhkan biaya yang sangat mahal, belum lagi kalau bawa banyak barang. Tetapi saat adanya kapal perintis Kieraha III kami ke Ternate hanya cukup beli tiket Rp 20.000,” ujarnya.
Olehnya itu, kata Idrus, kehadiran kapal perintis ini sangat membantu akses perhubungan masyarakat setempat.
Selain itu, hasil panen petani pun bisa langsung dibawa jual ke Ternate dan Bitung melalui kapal perintis tersebut.
Kepala Seksi Lalulintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Ternate Plening Gil Alnursa menjelaskan, kehadiran kapal perintis memang bertujuan untuk membuka akses dan mempermudah masyarakat yang tinggal di daerah terluar.
“Tentunya sangat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, terutama akses masyarakat untuk menjual hasil bumi ke Ternate dan Bitung,” ujarnya.
Ia menuturkan, pelayaran kapal perintis Kieraha III dilakukan sesuai trayek. Untuk trayek A yaitu Ternate-Soasio-Gita-Tomara-Bisui-Mafa-Weda-Mesa-Banemo-Patani-Gebe dan sebaliknya. Sementara untuk trayek B yaitu Ternate-Mayau-Tifure-Bitung-Tifure-Mayau-Ternate dan sebaliknya.
BACA JUGA Cerita Warga Mandioli Halmahera Selatan yang Belum Nikmati Akses Jalan
“Meski tidak ada penumpang tetapi kapal perintis tetap singgah di pelabuhan tujuan. Sementara kapal swasta tidak seperti itu,” lanjutnya.
Bahkan menurut Plening, pengoperasian Kapal Kieraha III pun setiap saat dipantau oleh Kemenhub.
“Ini karena tujuan pemerintah adalah untuk mempermudah masyarakat dan tidak membebani mereka,” tambahnya. *
Akbar Amin
Ikuti juga berita tv kieraha di Google News