Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Halmahera Utara mencatat sekitar 1.801 orang yang mengungsi akibat banjir pasca hujan lebat melanda wilayah setempat.
Jumlah warga yang sementara berada di lokasi pengungsian ini berasal dari desa di wilayah Galela dan desa di Kecamatan Kao Barat. Mereka mengungsi di tempat aman.
BACA JUGA
Panen Kelapa di Halmahera Tersapu Banjir hingga Memutus Akses Jalan
“Warga yang mengungsi ini akan dikembalikan kalau situasinya sudah dipastikan aman,” kata Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Utara Abner Manery, Minggu malam, 17 Januari 2021.
Ia mengatakan warga di lokasi pengungsian saat ini masih membutuhkan bantuan berupa selimut, tikar, air bersih, makanan siap saji, susu untuk bayi dan keperluan obat-obatan.
Ia menambahkan, warga yang memilih bertahan ini karena takut dengan longsor dan banjir susulan jika hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi.
Butuh Perbaikan Jembatan
Abner menambahkan, akibat dari bencana banjir pasca hujan itu menyebabkan jembatan penghubung jalan darat di Sungai Tiabo, Desa Ngidiho, Galela Barat, putus terbawa banjir.
“Juga 3 rumah warga terbawa banjir, sekolah dan 2 rumah rusak berat,” lanjut Abner.
Kepala Markas PMI Halmahera Utara, Arman Rahman Tjereni berharap, adanya perbaikan jembatan putus segera dilakukan untuk kelancaran akses masyarakat di sana.
“Jembatan yang putus ini penghubung Galela Barat, Galela Utara dan Loloda,” tambahnya.
Apriyanto Latukau