Perusahaan Harita Nikel yang terdiri dari PT Trimegah Bangun Persada dan PT Megah Surya Pertiwi melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) terus memberikan fasilitas infrastruktur dan pemberdayaan bagi warga di Desa Kawasi, Obi, Halmahera Selatan. Sejak beroperasi pada 2015, sejumlah kegiatan dilakukan, salah satunya pembangunan rumah ibadah seperti masjid dan gereja.
Khairudin Lubis, Manager CSR PT Megah Surya Pertiwi, mengatakan pembangunan rumah ibadah merupakan hal utama yang dilakukan perusahaan tersebut.
“Prioritas perusahaan pada saat beroperasi yaitu mendirikan rumah ibadah bagi warga di sekitar Desa Kawasi. Karena kami melihat di Desa tersebut memang ada rumah ibadah, namun kondisinya belum baik,” kata Khairudin melalui rilis yang disampaikan kepada Kieraha.com, Senin (13/8/2018) malam.
Khairudin mengatakan masjid bantuan perusahaan tambang nikel itu sudah mulai digunakan warga pada 2017. Sementara bangunan gereja pada 2015.
Selain itu, program CSR lainnya yang dapat menunjang kegiatan keagamaan di antaranya ikut terlibat dalam kegiatan Maulid Nabi, juga kegiatan keagamaan lainnya. “Untuk Idul Adha pada tahun lalu kami menyediakan 13 ekor sapi yang dibagi ke sejumlah Desa di Pulau Obi. Kami juga melakukan kegiatan filantropi untuk perayaan Maulid Nabi,” kata Khairudin.
Warga Desa Kawasi HM Zorongan menyatakan keberadaan Harita Nikel sangat membantu warga di sana. Menurut lelaki 67 tahun yang merupakan tokoh agama di Desa Kawasi, sebelum adanya Harita Nikel, kondisi warga kurang baik.
“Kalau menceritakan sejarah Kawasi hari ini saya sangat malu, karena itu cerita penduduk miskin di sini. Jadi petani mau jual sayur di mana, juga nelayan jual ikan di mana. Kita bisa mencari (menanam sayur dan melaut) tapi hasilnya tidak bisa dijual. Ini daerah yang tidak dipedulikan, dianaktirikan, kurang perhatian karena terpisah sendiri, berbeda dengan Desa-Desa yang lain di Pulau Obi,” kata Zorongan.
Untuk tempat ibadah, warga Desa Kawasi sebelumnya sudah memiliki masjid, namun kondisinya belum mumpuni. Selain tempatnya yang kecil, masjid tersebut juga tidak memiliki penerangan.
“Sekarang masjidnya sudah tidak terpakai karena warga lebih senang pergi ke masjid yang didirikan perusahaan. Selain tempatnya baik, masjid dari perusahaan juga lebih luas,” kata Zorongan.
Begitu pula dengan gereja yang ada di Desa Kawasi. Sebagai daerah yang mayoritas penduduknya Kristiani, gereja yang ada saat ini dinilai mumpuni. Selain untuk tempat ibadah, gereja juga digunakan untuk acara nikahan dan sebagainya.
Rahmawati, Ketua Majelis Taklim Masjid An Nur menambahkan, keberadaan perusahaan baik untuk warga, khususnya perempuan di majelis taklim. Perusahaan juga membuka lahan untuk kaum perempuan berusaha, seperti menjadi petani sayur, membuat kue, dan membuka catering bagi karyawan di perusahaan.
“Untuk KSU (koperasi serba usaha) saja kebanyakan dari ibu-ibu sini. Kemudian, kalau ada kegiatan keagamaan juga perusahaan bantu dana. Perusahaan juga membuka lahan untuk ibu-ibu yang ingin membuka usaha,” katanya lagi.
Author: Munawir Taoeda
Editor: Redaksi