Pemda Halmahera Timur Abai Korban Banjir di Majiko Tongone

Avatar photo
Banjir di Desa Majiko Tongone, Wasile Utara/Apriyanto Latukau/kieraha.com

Ratusan warga Majiko Tongone, Kecamatan Wasile Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara digenangi banjir pada Kamis, 9 Maret 2024. Namun sepekan setelah bencana tersebut, belum ada sentuhan Pemerintah Daerah setempat yang datang.

Rafit Bita, salah satu warga Majiko Tongone menyatakan, sikap abai Pemerintah Daerah ini bukan pertama kali, setiap kali warga melaporkan peristiwa yang sama, pemerintah seolah menutup mata.

“Harapan saya, Pemerintah harus melihat kondisi di Desa Majiko Tongone, agar bisa berinteraksi lebih lanjut dengan masyarakat,” tuturnya, Kamis malam, 14 Maret 2024.

Ia menceritakan, air meluap dari Sungai Ake Tatam akibat hujan deras dan meredam rumah warga sekitar pukul 06.00 waktu setempat, dengan ketinggian diperkirakan mencapai paha orang dewasa. Air ini, katanya, mulai surut pukul 10.00 WIT, namun ada juga membutuhkan waktu sehari hingga dua hari.

Bencana yang sudah berulang kali itu membuat banyak warga merugi. Karena, lanjut Rafit, hewan ternak mereka seperti sapi dan kambing mati terseret banjir. Ia juga mengemukakan, banjir pun menghanyutkan hasil kebun para petani.

“Akibat dari banjir sehingga kopra masyarakat, yang diperkirakan ketika dijual bisa mencapai 1-2 ton, semua itu dibawa banjir hingga tidak ada sisa,” ujarnya.

Banjir juga menggenangi sekolah, membuat para murid terpaksa diliburkan. Selain itu, jelas Rafit, bencana juga membuat akses jalan terputus. Hal ini, karena jembatan penghubung antara desa tersebut dengan Desa Tatam atau sebaliknya, juga ambruk.

Sementara itu, rakit yang menjadi moda transportasi darurat pun hampir hanyut terbawa banjir, sehingga belum dapat difungsikan kembali.

Akibat dari hal tersebut, kata Rafit, warga mulai kesulitan dalam mengakses kebutuhan pokok dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Untuk makanan itu hanya beli di kios. Sembako yang lain dari hasil tani, ketika banjir itu sudah tentu berbeda (berkurang) jauh dengan sebelum banjir,” sambungnya.

Kieraha.com berupaya menghubungi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau Kalak BPBD Halmahera Timur, Darso Gajal, Jumat 15 Maret 2024. Namun upaya konfirmasi ini belum bersambut.