Tentang ‘Gurango Bodo’ Halmahera yang Bisa Berjalan di Laut Maluku Utara

Avatar photo
Pasir putih dan pantai di Pulau Daga Halmahera. (Hairil Hiar)

Bermacam nama lokal yang disematkan warga Maluku Utara untuk spesies laut maupun beragam jenis ikan. Salah satunya gurango bodo dalam sebutan warga pesisir di sana.

Spesies hiu dikenal dengan sebutan hiu berjalan halmahera ini merupakan salah satu spesies endemik di Perairan Maluku Utara. Setelah diidentifikasi secara ilmiah oleh Mark V Erdmann dan GR Allen pada 7 tahun lalu, hiu berjalan halmahera ini menjadi populer.

Penelitian hiu berjalan halmahera ini, antara lain dilakukan sejumlah dosen di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara.

Hasil penelitian ini dilakukan Nebuchadnezzar Akbar, Irmalita Tahir, Abdurrachman Baksir, Rustam E Paembonan dan Firdaut Ismail yang dipublikasi di Jurnal Iktiologi Indonesia, Volume 19 Nomor 2, Juni 2019.

Hasil penelitian ini menemukan spesies hiu berjalan halmahera memiliki beragam nama lokal. Ada yang menyebut gurango bodo, gurango tokek dan gurango buta. Selain itu, disebut pula gurango lorenggurango nyare dan gurango haga.

Dengan beragam nama lokal yang disematkan warga berdasarkan hasil penelitian tersebut, hiu berjalan halmahera sudah sering ditemukan nelayan atau warga pesisir di Maluku Utara.

Tentang Gurango Bodo
Salah satu hiu berjalan dengan corak dan totol hiu karpet berbintik. (Tangkapan layar dari dokumen deskripsi morfologis spesies endemik hiu berjalan di Laut Malut)

Hiu berjalan halmahera ini memilki nama ilmiah Hemiscyllium halmahera. Spesies ini hidup di kedalaman 5 sampai 10 meter. Secara etimologi, Hemiscyllium berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani yaitu hemi dan skylla.

Skylla adalah sebutan sejenis hiu. Adapun Halmahera adalah pemberian nama berdasarkan jenis lokal di Halmahera.

Hemiscyllium halmahera termasuk spesies baru Hiu Bambu atau Hemiscylliidae. Pada penelitian awal, spesies ini diidentifikasi di Perairan Ternate dan Bacan. Kemudian, penelitian serupa dilanjutkan pada 2016, 2017 dan 2018 di Perairan Halmahera lainnya, yakni di Weda dan Teluk Kao, yang di antaranya dilakukan oleh sejumlah dosen Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unkhair Ternate.

Penelitian yang dilakukan ini dengan tujuan untuk memperoleh data deskripsi morfologis hiu berjalan halmahera. Penelitian ini, dijadikan sebagai data tambahan dari hasil penelitian sebelumnya. Upaya koleksi hiu berjalan yang dilakukan pada bulan Januari-November 2018 itu di wilayah Perairan Loleo, Tidore, Maitara, Mare dan Lelei. Sampel yang diperoleh dipotret beberapa karakter meristrik, morfometrik, kemudian bobot tubuh ikan diukur.

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari penelitian ini menunjukkan bahwa spesies tersebut memiliki banyak bintik berwarna coklat tua dengan pola ukuran dan bentuk yang berbeda-beda dengan ukuran diameter antara 0,5-1,2 cm.

Panjang total tubuh dan panjang standar berkisar antara 40-63 cm dan 35-55 cm.

Panjang kepala 7-12 cm, lebar kepala 3-6 cm, tinggi kepala 9-10 cm dan lingkar tubuh 11-24 cm; Panjang sirip pektoral 4-6 cm, panjang sirip dorsal 5-6 cm, panjang ekor bagian bawah 4-6 cm; Panjang ekor bagian atas 4-6 cm; Tipe mulut subterminal dengan gigi yang runcing. **