Jalan Panjang Kegelapan Warga Gane Halmahera

Avatar photo

Warga Gane Timur Selatan, Halmahera Selatan, belum menikmati listrik PLN. Sejak kemerdekaan hingga sekarang, warga setempat melewati malam-malam panjang tanpa penerangan PLN. Hanya pelita, dan mesin genset milik warga yang mampu.

“Kalau gelap di sini sudah biasa, tidak bisa dihitung. Terlalu lama. Iya, sejak kemerdekaan hingga sekarang,” kata Kepala Desa Gane Dalam, Ibu Kota Kecamatan Gane Timur Selatan, Risman B Abdulajid, saat disambangi Senin pagi, 30 Oktober 2017.

Risman mengatakan listrik PLN di kabupaten itu hanya dinikmati warga yang tinggal di daratan Pulau Bacan. Sebagiannya di daratan Pulau Halmahera masih terisolir. “Rencana penerangan PLN juga belum ada kejelasan. Sejauh ini baru ada pemasangan tiang listrik, kabel dan gardu,” kata Risman.

BACA JUGA

Air Mata di Kampung Gane Halmahera

Cerita Pagi Nelayan Widi yang Terusir dari Pulau Daga Kecil

Ancaman Buat Ibunda di Pulau Terpencil

“Untuk gardu baru terpasang empat hari lalu. Kalau tiang (PLN) sudah satu bulan lebih. Itu karena tiang listrik yang dipasang tidak setiap hari. Biasanya pindah-pindah, satu hari di sini, besok pindah dan sampai sekarang.”

“Kalau kabel sebagian besar sudah terpasang. Tetapi saya kurang tahu dinyalakan kapan,” sambung Risman. “Kalau sesuai informasi yang saya dapat itu, PLN di sini bisa menyala kalau semua pemasangan tiang, kabel dan gardu sudah selesai.”

Jalan penghubung Desa Gane Dalam-Gane Luar

Risman mengemukakan, proyek PLN di Kecamatan Gane Timur Selatan untuk dua desa, yaitu Gane Luar dan Gane Dalam. “Sisanya saya kurang tahu,” kata dia.

Menurut Risman, proyek PLN di desa yang dihuni 300 Kepala Keluarga itu mulai berjalan dua bulan lalu sejak akses jalan dari Gane Dalam menuju Gane Luar dibuka.

Risman menambahkan, sebelum akses jalan tersebut dibuka, warga yang hidup di dua desa tersebut hanya mengandalkan transportasi laut. Bahkan saat akses jalan dibuka pun angkutan transportasi hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.

“Kalau naik ojek dari Gane Dalam-Gane Luar Rp 100 ribu per orang. Waktu tempuh 30 menit lebih (sekitar 4 km). Kalau mobil tidak ada. Hanya mobil perusahaan,” kata Risman.

Tak Ada Jaringan Telkom dan Air Bersih

Risman mengemukakan, selain PLN, pihaknya sampai sekarang belum memiliki akses jaringan komunikasi. Juga, air bersih bagi warga di dataran tinggi.

Warga Gane saat mengakses internet di salah satu pos pejagaan perusahaan sawit milik PT GMM

“Di sini sudah dipasang speedy untuk akses internet, tetapi tidak jadi karena tower Telkom belum masuk. Kalau menelepon itu biasanya saya atau warga di sini pergi ke lokasi SMA (dataran tinggi). Di situ ada jaringan namun pakai HP pongo (jadul).”

Risman mengatakan sebagian besar warga yang menggunakan ponsel pintar memilih akses komunikasi di areal perusahaan kelapa sawit milik PT Gelora Mandiri Membangun.

“Kalau pakai HP pintar itu warga di sini lebih suka pergi ke gunung dekat lokasi pos-pos penjagaan perusahaan kelapa sawit. Itu berada di arah jalan menuju Desa Gane Luar. Di situ jaringannya bagus tapi jauh, dan kalau malam berisiko karena jalan yang dilalui gelap, juga belum diaspal (licin dan terjal).”