Ketahanan Pangan Maluku Utara Masuk Kategori Terendah di Indonesia

Avatar photo
Produksi pangan lokal sagu di Halmahera. (Hairil Hiar/kieraha.com)

Indeks Ketahanan Pangan di Provinsi Maluku Utara menjadi isu hangat dalam diskusi panel tentang Penguatan Ketahanan Pangan Maluku Utara, di Aula Desa Balbar, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan, Jumat 3 Maret 2023.

Data Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa IKP Maluku Utara pada tahun 2022 itu mencapai 58,39 persen. Angka tersebut menurun 1,19 poin jika dibandingkan dengan IKP tahun 2021. Bahkan IKP 2022 itu menempati peringkat ke32 dari 34 Provinsi di Indonesia.

Adnan Wimbyarto, Plt Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Maluku Utara dalam diskusi tersebut menjelaskan, ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara (daerah) sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya jumlah pangan dan mutunya. Di samping itu, ketahanan pangan juga menunjukkan suatu keadaan pangan yang beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan keyakinan, agaman dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat dan produktif secara berkelanjutan.

Adnan menyebutkan, rendahnya IKP Maluku Utara ini diperoleh berdasarkan ukuran dari beberapa indikator. Salah satunya daerah Kabupaten Kota di Maluku Utara diindikasikan belum mampu menghasilkan produk pangan untuk daerahnya sendiri.

BACA JUGA Puluhan Ribu Orang Miskin di Provinsi Kaya Tambang di Maluku Utara

Dalam rangka menjaga ketahanan pangan di Maluku Utara, lanjut Adnan, perlu adanya dukungan pemerintah pusat dan daerah di Provinsi maupun Kabupaten Kota. Baik melalui pembangunan infrastruktur untuk aksesibilitas dan alokasi anggaran.

Ia berharap, adanya langkah awal dari Pemerintah dalam melakukan Penguatan Ketahanan Pangan di Maluku Utara. Terutama stakeholder terkait yang memiliki peran dalam ketahanan pangan guna merumuskan langkah-langkah strategis penguatan ketahanan pangan lintas sektor. *

Ikuti juga berita tv kieraha di Google News