Puluhan massa aksi yang mengatasnamakan Forum Mahasiswa dan Pemuda Sekecamatan Oba Menggugat nyaris ricuh dengan pemerintah kota Tidore Kepulauan, Senin (23/4/2018). Pemicunya karena Kepala Dinas Kesehatan Abdullah Maradjabessy menolak menandatangani kesepakatan bersama menindaklanjuti masalah kesehatan di daratan Oba dalam bentuk pernyataan yang disediakan oleh massa aksi.
Aksi yang nyaris ricuh itu bermula karena ketidakpuasan massa aksi ketika hearing dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore itu, sehingga massa kemudian keluar dari ruangan dan menyatakan mosi tidak percaya secara terbuka terhadap pemkot Tidore.
Melihat tindakan yang ditunjukan peserta massa aksi, membuat Wakil Wali Kota Tidore, Muhammad Sinen, mengambil langkah dan menyambangi pengunjuk rasa yang telah berada di gerbang masuk kantor wali kota. Di tempat tersebut wakil wali kota menegaskan, kepada pengunjuk rasa bahwa tindakan yang mereka tunjukan terhadap Kadis Kesehatan Abdullah Maradjabessy itu tidak beretika.
Apalagi sampai memaksa kepala dinas untuk menandatangani pernyataan sikap yang telah mereka sediakan. Pasalnya pemkot Tidore dalam mengambil keputusan tentunya melalui proses pengkajian. Tidak serta merta ditandatangani begitu saja.
“Tuntutan yang kalian buat ini kalau dilihat semuanya itu salah, dan kalian tidak boleh memaksa untuk menandatangani sesuai kehendak kalian,” ucap wakil wali kota di hadapan pengunjuk rasa tersebut.
Adu mulut yang berlangsung kurang lebih 10 menit itu akhirnya membuat peserta aksi kemudian dibubarkan oleh Satpol PP.
Kepala Dinas Kesehatan Abdullah Maradjabessy mengatakan tidak bisa melakukan tandatangan karena belum mengetahui isi yang diajukan oleh peserta aksi kepadanya. “Saya kan belum baca isinya, masa disuruh saya tandatangan. Untuk itu saya belum mau dan saya bilang tunggu saya baca dulu, namun mereka kemudian pergi keluar,” ujar Abdullah ketika disambangi Kieraha.com di depan kantor wali kota.
Massa yang mengatasnamakan FMPSOM itu berasal dari organisasi gerakan mahasiswa, di antaranya Samurai, Djaman, BEM Universitas Nuku, JMMU, Pergemo, serta LMND dan HMI Cabang Tidore.
Iwan Noho