Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Laut Filipina Terasa hingga Morotai dan Halmahera

Avatar photo
Pusat gempabumi. (Dok BMKG/Kieraha.com)

Gempa tektonik magnitudo 7,1 mengguncang Laut Filipina, Kamis 21 Januari 2021, pukul 21.23 WIT. Guncangan gempabumi tersebut terasa hingga wilayah Maluku Utara.

Sofyan, salah satu warga Desa Darame, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Morotai, Maluku Utara, mengatakan dampak getaran akibat gempabumi ini sempat membuat warga desa setempat panik.

BACA JUGA

Fenomena La Nina di Maluku Utara Diprediksi Berakhir Bulan Juni

“Tadi kami di dalam rumah terasa ada gempa. Warga di sini sempat panik dan berlarian keluar rumah, namun beberapa saat guncangan gempa mereda dan warga kembali ke dalam rumah,” katanya, ketika dihubungi kieraha.com, melalui telepon.

Sofyan mengatakan hingga saat ini kondisi di Desa Darame sudah normal seperti biasa.

Data hasil analisis BMKG Stasiun Geofisika Ternate mencatat, titik gempabumi ini terletak di koordinat 4,94 Lintang Utara dan 127,44 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut dengan jarak 132 km arah Timur Laut Kota Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 119 km.

Kepala Stasiun Geofisika Ternate, Andri Wijaya Bidang, mengatakan gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Filipina.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault), jelas Andri, melalui rilis yang diterima di Ternate, Kamis malam, pukul 22.27 WIT.

Andri mengemukakan, berdasarkan data BMKG menunjukkan bahwa guncangan gempabumi ini dirasakan di Melonguane, Tahuna, Ondong dengan getaran IV MMI atau dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, dan di Manado, Bitung III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Sementara itu di wilayah Maluku Utara, selain Kabupaten Morotai, gempa ini juga dirasakan di wilayah Galela, Halmahera Utara, dan Halmahera Barat dengan getaran II-III MMI.

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi ini. Hasil pemodelan menunjukkan gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelas Andri. (kr1) *

Apriyanto Latukau