Warga Payahe, Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan, Maluku Utara, menyesalkan adanya kekosangan dokter di Puskesmas Rawat Inap Payahe sepanjang 2017.
Menurut warga, kekosongan yang telah berlangsung lama itu telah disampaikan ke Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan. Aspirasi warga tersebut tidak dihiraukan. Hingga Sabtu, 30 September 2017, diduga menyebabkan pasien kritis meninggal.
Hal itu dikatakan Sukardi Ahmad, warga Kelurahan Payahe, kepada KIERAHA.com, Minggu (1/10/2017). Dia mengemukakan, pasien kritis yang meninggal dunia bernama Ari Fauji, warga Kelurahan setempat.
Korban berumur 18 tahun itu sebelumnya kritis dan dirawat di Puskesmas Payahe karena terkena sengatan listrik.
BACA JUGA
Tidore Jadi Contoh Pengurusan Jemaah Haji di Maluku Utara
Tumpukan Sampah di Goto Tidore Resahkan Warga
“Korban kritis karena terkena sengatan listrik. Kemudian dilarikan ke UGD Puskesmas Rawat Inap Payahe. Di sana korban mendapat penanganan medis seadanya dari perawat. Sementara satu-satunya dokter yang bertugas di Puskesmas Payahe tengah berada di Pulau Tidore,” kata Sukardi.
Karena pasien tidak mendapat pelayanan medis dari dokter Puskesmas setempat, membuat keluarga korban mengambil tindakan dengan melarikan korban ke RSUD Weda, Kabupaten Halmahera Tengah.
“Namun nyawa pasien tak tertolong dan dinyatakan meninggal saat tiba di RSUD, Sabtu malam, sekitar pukul 22.00 WIT.”
Atas kejadian itu, salah satu warga Kecamatan Oba meminta keseriusan pemerintah setempat agar meningkatkan pelayanan dasar bidang kesehatan. “Kami minta agar pelayanan dasar di bidang kesehatan ditingkatkan, utamanya keberadaan dokter di Puskesmas Payahe,” kata Wahab mewakili warga Oba.
“Semoga Pemkot Tidore terlebih Kadis Kesehatan terketuk nuraninya agar menempatkan dokter di Puskesmas. Juga sesekali melakukan pengecekan di lapangan. Jangan bicara soal kesuksesan visi, misi dan program kerja apabila pelayanan kesehatan di tingkat bawah terabaikan.”
Walikota Tidore Ali Ibrahim dan Kepala Dinas Kesehatan belum dapat dihubungi. Melalui telepon saat dikonfirmasi tidak aktif.
Author: Hijrah Ibrahim
Editor: Redaksi