Jumlah orang tertular virus corona di Ternate semakin menjadi-jadi. Kasus ini mengalami kenaikan yang sangat tinggi dari jumlah kasus 3 bulan sebelumnya sejak 23 Maret 2020.
Data Gugus Tugas Covid-19 Malut yang diolah kieraha.com menunjukkan, penambahan kasus baru di Ternate selama bulan Juni 2020 mencapai 266 orang tertular virus corona.
Jumlah kasus baru tersebut terlihat sangat tinggi penyebarannya jika dibandingkan dengan jumlah kasus bulan April hanya 19 kasus baru dan bulan Mei hanya 79 kasus baru positif.
Wakil Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Perwakilan Provinsi Maluku Utara, Isya Tauda menyatakan, naiknya kasus baru positif ini mulai terjadi sejak relaksasi pada 5 Juni 2020.
“Setelah pemberlakukan relaksasi pada 5 Juni lalu, peningkatan kasus ini naik menjadi 100 persen lebih. Dalam artian pertumbuhan kasus semakin meningkat dan wilayah distribusi kasusnya sudah semakin luas,” ujar Isya, begitu disambangi di Kantor Walikota Ternate, Jalan Pahlawan Revolusi, Kelurahan Muhajirin, Ternate Tengah, Selasa, 30 Juni 2020.
Isya mengatakan peningkatan kasus ini jika tidak dilakukan intervensi oleh pemerintah kota maka memungkinkan kasus corona di kota pulau kecil itu terus naik dan semakin parah.
Corona di Ternate Baru Pertengahan
Isya mengatakan kasus positif corona di kota berjuluk Bahari Berkesan ini baru pertengahan dan belum mencapai puncak pendemi.
“Karena pertumbuhan kasus ini bagaikan bola salju, jika tidak dilakukan penanganan serius sejak sekarang, maka dua pekan nanti kasus di Ternate sudah susah dikendalikan,” katanya.
Penyebab Tingginya Kasus Baru
Isya mengemukakan, salah satu penyebab tingginya kasus baru corona di Ternate karena lambatnya proses diagnosis yang dilakukan. Selain itu, kasus transmisi lokal juga butuh skrining melalui rapid test sehingga bisa memutus rantai penularan virus tersebut.
“Sekarang ini kita lihat di jalan-jalan (wilayah Kota Ternate) sudah biasa-biasa saja, orang dengan sesuka hati (keluar rumah dan ke pasar) tidak menggunakan masker,” lanjutnya.
Karena itu, perlu adanya penanganan kasus dengan memperkuat lingkungan paling bawah, yakni lingkungan keluarga, lingkungan RT, RW hingga lingkungan kelurahan dan kecamatan.
“Karena setiap orang berpotensi tertular dan menularkan ke orang lain,” jelas Isya.
Ia menyarankan, penerapan relaksasi yang diberlakukan di Ternate saat ini perlu diikuti protokol kesehatan yang ketat, supaya peningkatan kasus bisa dikendalikan.
“Dan yang terpenting adalah kesadaran masyarakat itu sendiri,” tambahnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Ternate, dr Muhammad Sagaf belum memberikan tanggapan terkait ini. Saat dihubungi kieraha.com, Sagaf menyatakan, akan menyampaikan hal ini pada konferensi pers yang digelar pada Rabu sore, 1 Juli 2020.