Sehari setelah Lebaran Idul Adha, taman bermain anak-anak di pusat kota Ternate ramai didatangi pengunjung. Tampak tak ada lagi wajib masker dan jaga jarak di lokasi tersebut.
Orang-orang dengan bebas berkerumun tanpa peduli ancaman penularan wabah virus corona. Bahkan spanduk anjuran berisi protokol kesehatan yang terpampang sepertinya sia-sia.
Pengamatan kieraha.com, para pengunjung yang datang di lokasi Taman Nukila dan Landmark Kota Ternate itu sebagian besar membawa anak-anak balita dan di bawah umur.
Sebagian besar warga yang disambangi di lokasi taman tersebut menyatakan, virus corona di Kota Ternate, Maluku Utara sudah menghilang. Juga, sebagiannya lagi tak percaya akan adanya potensi penularan wabah virus yang hingga sekarang masih terkonfirmasi positif.
“Saya dengan anak-anak, mereka mau bermain ayunan jadi dibawa ke sini,” kata Yahya sambil menunjuk ke arah ayunan yang dinaiki salah satu putrinya, Sabtu sore, 1 Agustus 2020.
Lelaki 34 tahun yang bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Ahmad Yani itu punya pendapat kalau virus corona tidak ada. Ia bahkan tak percaya akan wabah virus yang mendunia itu.
“Kalau memang ada (virus corona), saya pasti tertular. Pekerjaan saya buruh di pelabuhan, setiap kapal Pelni masuk saya justru yang duluan cari barang di atas kapal yang dianggap rawan virus. Tapi sampai sekarang saya sendiri dan keluarga tidak apa-apa,” lanjut Yahya.
Warga Kelurahan Sangaji itu mengatakan setiap hari dirinya bekerja di luar rumah tidak pakai masker. Masker yang dibawa hanya disiapkan ketika ada petugas yang berdiri di jalan.
“Saya ada bawa masker, ini saya pakai kalau ada petugas, setelah itu buka lagi, jadi pakai (masker) kalau ada petugas. Jadi bagi saya virus corona itu tidak ada,” katanya lagi.
Hal senada disampaikan Rahma, wanita 50 tahun yang menemani dua cucunya bermain di Taman Nukila, Gamalama. Warga Kelurahan Jati ini saat ditemui hendak balik ke rumah.
“Menurut ngoni (Anda) bagaimana? Saya tidak pakai masker. Kebetulan lebaran jadi bawa cucu bermain di sini (Taman Nukila). Dari siang tadi, sudah sore jadi pulang,” kata Rahma.
Salah satu petugas yang berjaga di Taman Nukila, ketika disambangi menjelaskan, bahwa dirinya kewalahan mengawasi warga yang datang berkunjung ke lokasi taman tersebut.
“Saya sudah sampaikan tadi, tapi saya yang justru dibilang penakut. Mau bagaimana, kalau (pandangan) warga sudah begitu,” kata petugas jaga yang menolak ditulis namanya itu.
Lelaki 33 tahun itu merupakan petugas Satpol PP Kota Ternate yang setiap hari berjaga di Taman Nukila. Ia justru mengaku tak bisa berbuat apa-apa dan hanya melihat kondisi itu.
“Kondisi seperti ini semuanya tergantung dari pengunjung. Rata-rata yang datang di sini tidak pakai masker, ada yang pakai tapi anak-anaknya justru yang berkerumun di tempat mainan tidak pakai. Kalau sudah begini saya sendiri tidak bisa berbuat banyak,” ujar dia.
Taman bermain anak-anak di Taman Nukila merupakan salah satu zona ekonomi terpadu. Sepanjang wilayah taman ini masuk sebagai kawasan wajib menggunakan masker. Bahkan setiap pengendara yang lalulintas di wilayah ini diharuskan pakai masker dan jaga jarak.
Penerapan wajib masker di lokasi ini diberlakukan sesuai Peraturan Wali Kota Ternate Nomor 14 Tahun 2020. Penerapan perwali itu sudah resmi diterapkan pada tanggal 4 Juni 2020.