Saat Matinya Jaringan Telekomunikasi di Malut Ganggu Aktivitas Warga

Avatar photo
Salah satu pelanggan warung kopi yang mulai mengakses jaringan internet di Ternate, Sabtu siang. (Kieraha.com)

Selama tiga hari jaringan Telkom di Maluku Utara mengalami gangguan alias mati total. Jaringan baru dapat diakses Sabtu (29/12/2018) pukul 00.20 malam WIT.

Matinya jaringan ini menyebabkan aktivitas pelanggan Telkom dan indihome, serta beberapa pelanggan corporate dan instansi pemerintahan di Malut terganggu. Dampak ini juga dirasakan warga di Ternate, Sanana, Labuha, Tidore, ibu kota provinsi di Sofifi, dan Pulau Halmahera.

“Itu terjadi sejak Rabu (pukul 08.23 WIT) jaringan tidak bisa diakses. Saat itu saya langsung kroscek ke PT Telkom Ternate, petugas bilang 3-4 hari baru bisa aktif,” kata Devi Agustin, salah satu pengelola warung kopi, di Ternate, Sabtu pagi.

Devi bilang, matinya jaringan tersebut telah menyebabkan usahanya merugi. Warung kopi miliknya yang memanfaatkan jaringan indihome itu jadi sepi pelanggan.

Hal senada dikatakan Indrawati, warga Ternate, yang memanfaatkan jaringan internet untuk menjalankan bisnis usaha jual beli online. Dia tidak bisa bertransaksi melalui mesin ATM dan berkomunikasi dengan pelanggannya yang tersebar di Sanana, Labuha, Morotai, dan Tidore.

Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Arif Prabowo, sebelumnya menjelaskan, pihak PT Telkom (Persero) Tbk telah melakukan upaya pemulihan layanan komunikasi yang sempat terganggu di wilayah tersebut.

Penyebab Matinya Jaringan Telekomunikasi

Arif mengemukakan, gangguan jaringan yang terjadi sejak Rabu pukul 08.23 pagi WIT itu disebabkan oleh putusnya kabel laut serat optik ruas Namlea-Sanana di titik 183 km dari Tersili. Arif mengatakan sejak pagi itu PT Telkom terus berupaya melakukan pemulihan segera layanan telekomunikasi di wilayah setempat.

“Telkom menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi kepada pelanggan yang terkena dampak gangguan ini,” kata Arif sesuai rilis yang diterima.

Rina Noviani, Corporate Communication Telkomsel Area Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan, mengakui matinya jaringan itu menyebabkan terganggunya layanan komunikasi Telkomsel.

Maluku Utara adalah salah satu wilayah pengguna Telkomsel terbesar. Rata-rata penduduk menggunakan kartu Telkomsel untuk akses komunikasi via telepon, sms, dan internet. Hal ini dikarenakan akses jaringan Telkomsel yang sudah menyasar pulau-pulau berpenduduk di Malut.

“Karena itu saat ini PT Telkomsel terus memaksimalkan layanan komunikasi ini dengan mengalihkan akses telekomunikasi melalui backup satelit. Upaya ini dilakukan untuk menangani gangguan yang terjadi agar layanan bisa normal,” kata Rina.

Putusnya kabel optik antara jalur Malut di Namlea-Sanana itu hingga sekarang belum dapat dikonfirmasi kejelasannya. Manager Telkom Wilayah Maluku Utara menyampaikan, matinya telekomunikasi itu karena gangguan Link SMPC (Kesatuan Sistem Kabel Optik Darat dan Laut yang menghubungkan Sulawesi, Maluku, dan Papua). “Ini yang menyebabkan layanan komunikasi data dan internet terganggu,” ujar Nurasi M Langkeja, Account Manager PT Telkomsel Indonesia Wilayah Malut.

“Sehubungan dengan hal tersebut sehingga kami atas nama PT Telekomunikasi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan yang menggunakan layanan PT Telkom Indonesia,” kata Nurasi lagi.