Menu Khas Buka Puasa Warga Muslim Ternate yang Laris Sepanjang Masa

Avatar photo
Menu Khas Buka Puasa Warga Muslim Ternate yang Laris Sepanjang Masa
Kue lalampa khas kuliner kota ini terbuat dari beras ketan, ikan tuna atau julung yang sudah dihaluskan berupa abon dengan campuran bumbu dan dibungkus daun pisang. Setelah itu diasapin hingga masak. (Hairil Hiar)

Ternate merupakan salah satu kota kecil dengan penduduk muslim terbanyak. Pada kota seribu benteng bekas peninggalan Belanda dan Portugis di Provinsi Maluku Utara itu memiliki ragam kuliner khas. Ragam jenisnya itu lebih ramai dijumpai saat puasa Ramadan.

Di kota pulau kecil bulat kerucut itu, terdapat beberapa kuliner lokal yang selalu diburu oleh warga. Di bulan suci Ramadan tahun ini pun beberapa kuliner tersebut selalu habis terjual.

Awak kieraha.com punya kesempatan menjejaki beberapa menu takjil kuliner khas di kota berjuluk Bahari Berkesan itu. Kuliner tersebut salah satunya adalah lalampa. Kuliner khas itu terbuat dari beras ketan, ikan tuna atau julung yang sudah dihaluskan berupa abon dengan campuran bumbu dan dibungkus daun pisang. Setelah itu diasapin hingga masak.

Mama Arsy, salah satu pedagang musiman khusus menu takjil di kota itu, ketika disambangi, mengatakan menu berbuka yang paling laris saat puasa adalah lalampa.

Lalampa miliknya itu setiap hari dipasarkan sebanyak 250 buah. Setiap sore hari lalampa dengan jumlah tersebut diburu habis. Bahkan pemesanannya pun dilakukan lebih awal sebelum tersaji di meja atau tempat jualan miliknya, di Jalan Yos Sudarso, Kompleks Terminal Cinta, Kelurahan Kampung Pisang, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate.

“Selain lalampa, ada juga pisang coe dan asida campur kenari. Jenis ini yang paling banyak dibeli warga untuk berbuka puasa (Ramadan),” ucap mama Arsy, Rabu sore, 6 Mei 2020.

Hal senada dikatakan seorang rekannya, Rahdi, 23 tahun yang sehari-hari membantu ibunya berjualan menu takjil juga menyajikan lalampa sebagai menu takjil favorit jualan mereka.

“Lalampa ini mama yang bikin. Setiap hari ada sekitar 310 sampai 320 buah. Jumlah ini habis setiap hari,” kata lelaki tersebut, begitu disambangi, Rabu, sekitar pukul 18.05 WIT.

Rahdi menyatakan, lalampa bukan hanya laris pada saat puasa Ramadan 1441 Hijriah. Menu khas wilayah itu memang sudah dari puasa tahun-tahun sebelumnya selalu laku terjual.