Penjelasan Warga dan Satgas Ternate Soal Insiden Akehuda di Hari Pertama Idul Adha

Avatar photo

Kesalahpahaman nyaris berujung ricuh antara petugas Satgas Covid-19 dengan warga masyarakat, di hari pertama pemotongan hewan kurban di samping kiri jalan Masjid At Taqwa, Akehuda, Kecamatan Ternate Utara, Selasa 20 Juli 2021, sekitar pukul 14.30 WIT.

Said Djabar, Ketua Panitia Pemotongan Hewan Kurban menceritakan, pada saat Satgas melakukan pengawasan protokol kesehatan terhadap penyembelihan kurban menemukan ada kerumunan, sehingga mereka turun mengecek warga yang tidak memakai masker.

BACA JUGA Panitia Hewan Kurban di Ternate Diminta Terapkan Protokol Kesehatan

“Pas dorang (mereka) turun, seorang warga berhadapan langsung dengan petugas, yang kemudian menegurnya karena tidak pakai masker, kemudian warga balik bilang kalau ada masker kasih saya satu,” tutur Said, begitu dikonfirmasi kieraha.com, Selasa sore WIT.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

Selanjutnya, petugas Satgas Covid-19 memberikan alasan bahwa masker sudah diberikan ke setiap masjid 100 buah. Namun, lanjut Khatib Masjid At Taqwa itu, bahwa masker dibagikan hanya 1 dus yang isinya 30 buah. Dari 30 buah itu telah dibagikan kepada warga pada saat Salat Idul Adha 15 buah dan 15 buah lainnya dibagikan saat penyembelihan hewan kurban.

“Jadi saya yang bagi kepada warga yang tidak pakai masker saat salat Idul Adha dan pada saat penyembelihan hewan. Namun insiden itu datang tim Satgas, sehingga oknum Satgas yang menegur ini mengundang emosi, sehingga terjadi yang kita tidak inginkan,” ucapnya.

BACA JUGA  Kejati Maluku Utara Didesak Periksa Rektor IAIN Ternate
Tokoh warga Akehuda Said Djabar. (Kieraha.com)

Said menyebutkan, pihak pengurus masjid dan panitia pemotongan hewan kurban sudah menerapkan anjuran yang disampaikan Pemkot Ternate melalui edaran Gubernur Malut.

“Padahal anjuran ini dari Tim Satgas tidak melakukan sosialisasi. Mereka hanya datang antar masker 1 dus, tidak ada sarung tangan dan baju APD lainnya. Bahkan kami warga ini justru tahu adanya edaran pembatasan gubernur dari pemberitaan media online,” sambung Said.

Salah satu tokoh warga Akehuda, Usman Hanafi berharap, pola penanganan Satgas Covid-19 di Ternate perlu dievaluasi. Adanya insiden ini, katanya akan menambah sikap apatis warga.

“Kalau turun razia itu bicara bae-bae, sampaikan dengan pola yang mendidik. Apalagi kita tahu kalau pemahaman warga kita soal (pandemi virus) corona ini berbeda-beda,” katanya.

BACA JUGA  Warga Resah Air Kemasan Sekda Halmahera Barat Beredar di Ternate

M Arif Gani, Sekretaris Satgas Covid-19 menjelaskan, insiden yang terjadi di Akehuda hanya kesalahpahaman. Kedatangan Satgas mengajak warga menjaga jarak dan memakai masker.

“Itu kan mereka berkerumunan, kalau tidak kan kita pasti aman-aman saja, atau kita hanya lewat saja, namun karena berkerumun makanya kita turun imbau pakai masker,” katanya.

Arif berharap, warga masyarakat tetap menjaga kesehatan, agar yang sehat tetap sehat.

BACA JUGA Tentang Alquran Bersejarah dari Kesultanan Ternate yang Ada di Alor NTT

Dari surat edaran tentang pembatasan kegiatan ini, sambung Arif, seharusnya pihak panitia pemotongan hewan kurban membantu Tim Satgas untuk memutus rantai penularan corona.

“Kami meminta masyarakat memberikan kesempatan kepada panitia. Daging hewan kurban ini pasti diantarkan, jadi kalau tidak berkepentingan jangan di tempat kurban,” tambahnya.

Sahrul Jabidi
Author