Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam massa aksi solidaritas peduli masyarakat Loloda mendatangi Kantor Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Maluku Utara, Senin.
Massa aksi yang berkuliah di Kota Ternate ini meminta Penyidik Direskrimum Polda Malut untuk segera menuntaskan kasus laporan dugaan ketersinggungan warga Loloda yang disampaikan menyeret nama bupati di Halmahera Utara. Massa ini datang dengan menggunakan mobil truk dan sound system.
BACA JUGA
Polda Malut Dalami Laporan yang Menyeret Nama Bupati di Halmahera
Pengamatan kieraha.com, aksi massa ini memanas pasca pembakaran ban bekas di depan Kantor Direskrimum tersebut. Tak pelak dari kondisi ini terjadi saling dorong antara petugas kepolisian dengan massa aksi.
Koordinator Aksi Solidaritas Peduli Masyarakat Loloda, Ali Basalim Taufik menyatakan, aksi yang dilakukan di kawasan pusat kota Gamalama ini untuk mendesak Polda Maluku Utara segera menuntaskan laporan tersebut.
“Selain itu kami (massa aksi) juga meminta Bupati Halmahera Utara untuk meminta maaf di hadapan masyarakat yang menyinggung etnis masyarakat Loloda,” lanjut Ali, Senin siang.
Ia menambahkan, jika tuntutan massa aksi mahasiswa ini tidak diindahkan, maka Loloda siap keluar dari Kabupaten Halmahera Utara dan bergabung dengan Kabupaten Morotai.