Dari Ternate untuk merubah dunia. Begitulah kira-kira arti dari tulisan From Ternate to Changed the World. Tema besar Panitia Festival Legu Gam 2018 ini menjadi latar saat konfrensi pers di Gedung Ngaralamo, Jalan Sultan Muhammad Djabir Sjah, Kelurahan Soa-Sio, Ternate Utara, Ternate, Sabtu (11/11/2017) sore, pukul 05.05 WIT.
Awal pelaksanaan Legu Gam kali ini tampak berbeda. Masih terdapat dua versi panitia Legu Gam, salah satunya. Meski begitu, pada acara konfrensi pers Sabtu sore itu seluruh perangkat kesultanan hadir. Sementara anak-anak dari mendiang Sultan Ternate Mudaffar Sjah tidak terlihat di acara tersebut.
Ketua Festival Legu Gam 2018, Abdullah Taher, mengatakan pagelaran festival tahunan itu masih sama dengan pelaksanaan Legu Gam tahun sebelumnya.
“Kami masih mengusung tema seputar Kejayaan dan Keagungan Negeri Rempah di Bumi Moloku Kieraha (sebutan lain Maluku Utara), terutama dalam peranannya mengubah dunia,” ujar dia saat membuka acara jumpa pers Legu Gam 2018.
Menurut Abdullah, hal ini didasarkan pada beberapa peristiwa sejarah yang secara faktual menggambarkan kejayaan Ternate di masa lalu yang terkenal dengan rempah-rempahnya, yang menjadi magnet untuk melayarkan ratusan bahkan ribuan kapal dari berbagai penjuru dunia kala itu.
Wakil Wali Kota Ternate itu menceritakan, rempah-rempah yang menjadi incaran dunia kala itu tidak sekadar bernilai ekonomis tinggi untuk dijadikan bahan pengawet makanan dan penyedap cita rasa, namun juga manfaatnya untuk meningkatkan vitalitas dan kejantanan para penguasa kekaisaran waktu itu.
“Rempah-rempah dan sumber daya alam di negeri ini telah mampuh meraih reputasinya secara gemilang karena memberi pengaruh dan menjadi motivasi tersendiri bagi kehidupan tokoh-tokoh penting dunia, hingga mampuh merubah dan memberi kemajuan berarti bagi dunia saat ini,” ujar Abdullah.
“Sebut saja Ibnu Sina, hingga Marco Polo dan Vasco da Gama,” sambung dia. Tokoh berpengaruh yang telah melayari bumi Indonesia hingga masuk sampai ke provinsi berjuluk Negeri Kepulauan Rempah itu, antaranya Alfred Russel Wallace yang tiba di Ternate pada 18 Januari 1858.
BACA JUGA
Cerita Alquran Tua di NTT Menurut Jogugu Kesultanan Ternate
Misteri di Balik Makam Orang-Orang Suci yang Mendiami Ternate
Dari Ternate pada 9 Maret 1858, Wallace kemudian mengirimkan surat berisi kumpulan catatan dan makalah hasil penelitiannya lewat kapal Pos Belanda yang berlayar ke Eropa. Surat itu, dialamatkan kepada Charles Darwin. Dalam surat itu, Wallace menampilkan pula makalah singkat berjudul On the Tendency of Varieties to depart indefinitely from the Original Type.
Selain Wallace, terdapat pula tokoh dunia lainnya, salah satunya Juan Sebastian del Cano, pelaut asal Spanyol yang melakukan pelayarannya ke Bumi Maluku hingga kembali ke Spanyol pada 1522.
Ekspedisi tersebut juga merupakan perjalanan pertama manusia mengelilingi dunia, karena mereka berangkat dari arah barat dan kembali dari arah timur. Ekspedisi ini membuktikan bahwa bumi itu bulat.
Menurut Abdullah, tujuan dari pelaksanaan Legu Gam 2018 ini tidak lari dari latar belakang dan cerita-cerita sejarah tersebut, karena tujuan dari festival itu, sambung dia, untuk melestarikan kebudayaan Ternate sebagai entitas kebudayaan nasional.
Panitia Legu Gam Ada Dua
Wakil Wali Kota Ternate itu menegaskan, panitia Legu Gam 2018 hanya satu, yang resmi dikeluarkan langsung oleh Sultan Ternate Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah, atau kakak kandung dari mendiang Sultan Mudaffar Sjah.
Meski begitu, Panitia Legu Gam 2018 ini ada dua. Sebab sebelumnya dari pihak anak-anak mendiang Sultan Ternate Mudaffar Sjah juga membentuk Struktur Panitia Legu Gam 2018, yang disampaikan melalui konfrensi pers di Pendopo Kesultanan Ternate, Jumat, 20 Oktober 2017.
Abdullah mengajak kepada seluruh anak-anak dari mendiang Sultan Ternate untuk bersama-sama dalam kepanitiaan Legu Gam berdasarkan SK Sultan Ternate.
“Jadi panitia itu sudah diangkat dan di-SK-kan oleh Sultan Ternate. Sehingga mengenai adanya wacana dua kepanitiaan itu tidak ada. Karena SK yang dikeluarkan sultan hanya satu, yang melakukan konfrensi pers di Ngaralamo,” kata dia.
BACA JUGA
‘Gam Ma Cahaya’ Awali Pesta Rakyat Kieraha
Alquran Tertua di Asia Ini Ternyata dari Ternate
Zohra Shoraya Mudaffar Sjah, Panitia Festival Legu Gam 2018 yang sebelumnya melakukan konfrensi pers, ketika dikonfirmasi melalui telepon, menegaskan pihaknya tetap dengan struktur panitia yang lebih dulu ada.
“Kami dari anak-anak Sultan Ternate (Mudaffar Sjah) semasa hidup sudah melibatkan kami bergabung dalam kepanitiaan Legu Gam. Karena ini adalah hajatan (event) Kesultanan Ternate bersama rakyatnya yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga yang namanya panitia itu harus resmi sesuai apa yang sudah dilakukan sebelumnya oleh mendiang sultan,” ujar Ofa Lala begitu disapa.
Firman Mudaffar Sjah, Ketua Umum Festival Legu Gam 2018, menambahkan, pihaknya tidak menginginkan adanya polemik baru bagi masyarakat pada umumnya. “Prinsipnya kami Panitia Legu Gam 2018 sudah terbentuk dan sudah melakukan konfrensi pers lebih dulu, dan sudah bekerja sesuai agenda yang disusun,” tutup dia.
Author: Fandi Gani
Editor: Redaksi