Laut Kotor dan Walking Shark Mati Mendadak di Ternate Masih Ditelusuri

Avatar photo
Laut Kotor dan Walking Shark Mati Mendadak di Ternate Masih Ditelusuri
Kondisi laut Ternate Rabu 26 Februari 2020. (Hairil Hiar/Kieraha.com)

Laut di Pulau Ternate, Maluku Utara, kotor. Pemandangan yang ditemukan di Pantai Nukila, Jalan Sultan Muhammad Iskandar Djabir Sjah, Ternate Tengah, itu tak seperti biasanya.

Kondisi tersebut baru terjadi dan belum diketahui secara ilmiah penyebabnya apa. Warna air laut yang berubah pun disertai dengan penemuan beberapa jenis ikan mati.

Aditya Agoes, penyelam dan pengelola Nasijaha Dive Center mengemukakan, warna air laut itu mulai berubah beberapa hari terakhir.

“Kondisi air laut yang kotor ini terdapat di kedalaman 5 sampai 23 meter. Selebihnya di kedalaman 24-25 meter dan seterusnya bersih dan masih jernih,” kata Aditya, Rabu siang WIT.

Ia khawatir dengan kondisi laut itu berdampak pada manusia yang mengonsumsi ikan. Juga menghilangnya keanekaragaman jenis biota laut dan ikan yang hidup di pantai itu.

“Beberapa jenis ikan yang kami temukan mati secara mendadak, itu diantaranya walking shark (hiu berjalan), kakatua, ikan kulit pasir, dan beberapa jenis ikan kecil,” ujar Aditya.

BACA JUGA

Misteri Laut Maluku Utara Berubah Warna dan Matinya Ikan-Ikan

Ruslan Biyan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate menyatakan, kondisi air laut dan ikan-ikan yang ditemukan mati mendadak sudah ditindaklanjuti tenaga ahli.

Ia menambahkan, warna air laut yang berubah disertai ikan-ikan mati mendadak itu juga ditemukan di Pantai Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate.

Soal limbah di laut

Kondisi air laut yang kotor disertai penemuan beberapa jenis ikan yang mati tersebut, sehari sebelumnya juga ditemukan di perairan laut Pulau Makean, Halmahera Selatan.

Sementara, untuk kejadian di Ternate, lanjut Ruslan, pada Senin lalu, terdapat sebuah kapal tongkang yang berlabuh di depan Pantai Nukila membuang banyak air dari atas kapal ke laut.

“Untuk kapal tongkang yang ditemukan membuang banyak air ke laut di depan Pantai Nukila ini kami masih selidiki. Saat ini kami sudah menyurat untuk bisa melihat langsung dan mempertanyakan ke pihak kapal tersebut apa yang dibuang ke laut Ternate,” kata Ruslan.

Ia menyatakan, ini belum bisa dijadikan sebagai penyebab air kotor disertai ikan mati. “Namun akan ditelusuri sambil menunggu hasil uji lab dari perikanan Unkhair Ternate,” jelasnya.

Tak ada hubungan dengan Gamalama

Darno Lamane, Kepala Pos Pengamatan Gunung Gamalama menyatakan, fenomena air laut berubah warna disertai matinya ikan-ikan di laut Ternate harus diteliti secara ilmiah.

Ia menjelaskan, fenomena tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas gunung api di Maluku Utara. Bahkan, Gunung Gamalama dan Kie Besi terpantau normal-normal saja.

“Khusus untuk aktivitas gunung api Gamalama masih level II seperti biasa,” tambahnya.

Redaksi
Editor