Niat Investor Bangun Sepak Bola Ternate tak Direspon Wali Kota

Avatar photo
Manager Klub Asghar Saleh bersama Dirut PT MMS Dirk Soplanit. (kieraha.com/Hairil Hiar)

Salah satu investor sepak bola Indonesia kecewa dengan sikap Pemerintah Kota Ternate yang dinilai tidak menepati janji melakukan penandatanganan MoU, Kamis 2 Februari 2023.

Investor dari PT Malut Maju Sejahtera atau MMS yang berencana melakukan pemanfaatan Stadion Gelora Kieraha sebagai homebase salah satu klub sepak bola yang bermarkas di Kota Ternate ini, kecewa karena jadwal penandatanganan MoU yang disetujui itu tidak terlaksana tanpa kabar apapun hingga Kamis malam Waktu Indonesia Timur.

Padahal kerjasama yang disepakati bahwa PT MMS akan melakukan renovasi Gelora Kieraha menjadi stadion sepak bola standar Liga PSSI. Tentunya ini akan menguntungkan pemerintah dan masyarakat secara ekonomi ketika stadion tersebut direnovasi dan laga Liga II berlangsung di stadion ini.

“Jadwal (penandatanganan MoU) hari ini, namun sampai (malam) ini belum ada kabar dari pemerintah kota,” kata Manager Klub Asghar Saleh, kepada wartawan, ketika menggelar konferensi pers, di kawasan Kelurahan Gamalama, Ternate Tengah, Kamis malam.

Hal yang paling disesalkan pihak investor ini adalah jadwal penandatanganan MoU tersebut justru membuat Direktur Utama PT MMS datang ke Kota Ternate sehari sebelumnya.

“Sejak awal komunikasi dengan Pak Wali Kota, Pak Sekda dan Kabag Kerjasama tidak ada masalah. Namun pada saat penandatanganan MoU hari ini justru tidak ada kabar sama sekali dari pemerintah kota. Bahkan beberapa pejabat sudah saya WA dan telepon tapi tidak respon. Kabar tentang MoU ini tiba-tiba gaib. Kami merasa dipermainkan,” ujar Asghar.

Dalam pembicaraan awal, lanjut Asghar, PT MMS akan menjadikan Gelora Kie Raha sebagai homebase klub bola baru asal Maluku Utara yang siap berlaga di Liga II pada tahun ini.

Rencana investasi dari PT MMS itu dengan nilai fantastis sebesar Rp 10 miliar. Jumlah itu terdiri dari pengadaan rumput lapangan bertaraf internasional Rp 3,4 miliar dan sisanya untuk renovasi tribun penonton, ruang ganti pemain, dan alur keluar masuk stadion.

Dirk Soplanit, Dirut PT MMS menyatakan, Maluku Utara khususnya Ternate memiliki potensi pemain-pemain sepak bola yang mumpuni. Sehingga PT MMS sangat berkeinginan membangkitkan kembali potensi pemain ini untuk berlaga di Liga II.

“Homebase kita itu rencananya di Ternate dan menggunakan Stadion Gelora Kieraha. Klub sepak bola baru ini akan membawa nama Maluku Utara karena rata-rata pemain dari sini (Malut) yang kita rekrut. Namun proses administrasinya (penggunaan stadion) perlu dibereskan dahulu dengan ketentuan Peraturan Pemerintah,” ujar mantan Direktur Liga Indonesia Baru ini.

Untuk itu, pihak PT MMS meminta Manager Klub Asghar Saleh melakukan pembicaraan dengan Pemkot Ternate yang kemudian mendapat respon baik sehingga dibuat surat secara resmi terkait rencana kerjasama (MoU) tersebut.

“Kerjasama ini terutama soal fasilitas Stadion Gelora Kieraha yang sekian lama tidak dibenahi. Karena mau digunakan klub profesional liga I atau II maka harus memiliki syarat stadion yang perlu kita penuhi sesuai regulasi PSSI. Ini sehingga kita berkeinginan memulai dari sekarang untuk mengantisipasi beberapa bulan kedepan kompetisi sudah jalan,” jelas Dirk.

Rencana Kerjasama Dibatalkan

Dirk yang awalnya merasa senang ketika Pemkot Ternate memberikan respon baik, sehingga langsung terbang ke Ternate pada Rabu kemarin dengan harapan Kamis 2 Februari 2023, sudah ada penandatanganan MoU tersebut.

“Namun ternyata sampai saat ini, jauh dari harapan kita. Dengan demikian kita sudah ambil keputusan bersama, tidak melanjutkan lagi kerjasama dengan Pemkot Ternate. Sudah close dan tidak lagi menggunakan Stadion Gelora Kieraha menjadi homebase pemain yang kita rekrut. Kita usahakan di daerah lain yang masih berada di wilayah Malut. Dan untuk sementara homebase kita di Manado,” sambungnya.

Asghar menambahkan, nilai investasi sebesar Rp 10 miliar dengan pemanfaatan aset daerah ini (sesuai PP Nomor 20 Tahun 2022) memiliki batasan pemanfaatan selama 5 tahun. Yang kedepannya, apabila klub sepak bola ini sudah memiliki stadion sendiri di Sofifi maka Stadion Gelora Kieraha akan dikembalikan ke Pemkot Ternate dengan kondisi yang terawat dan sudah pasti sesuai standar PSSI.

“Investasi ini justru sangat menguntungkan daerah. Jadi memang ini kerja gila, karena kalau dihitung dari sisi keuntungan dengan nilai investasi Rp 10 miliar ini tidak akan balik dengan waktu lima tahun. Tetapi pimpinan kita menganggap ini bagian dari investasi untuk kegiatan sosial makanya tetap dilakukan dengan keinginan menempatkan homebase di Ternate. Jadi cuma karena untuk Maluku Utara, untuk sepak bola, dan untuk anak-anak muda di sini sehingga kita melakukan investasi ini,” sambungnya.

Kieraha.com berusaha menghubungi Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman terkait tidak dilaksanakannya MoU ini. Namun upaya konfirmasi melalui telepon belum bersambut.