Hari kedua masuk sekolah di Ternate masih ditemukan beberapa siswa yang abai protokol kesehatan Covid-19 tentang pakai masker dan jaga jarak saat berada di lingkungan sekolah.
Kondisi ini ditemukan diantaranya di sekolah SD Negeri 21 dan SMP Negeri 4 Kota Ternate.
BACA JUGA
Sekolah di Ternate yang tak Patuh Protokol Kesehatan Akan Ditutup
Ramli, salah satu guru SDN 21 Kota Ternate menyatakan, anjuran penerapan protokol kesehatan ini sudah disampaikan melalui orangtua siswa di grup WhatsApp.
“Termasuk dengan membuat surat pernyataan ketika orangtua siswa setuju anaknya masuk sekolah,” kata Ramli, ketika disambangi kieraha.com, di sekolah, Selasa 17 November.
Hanya saja, menurut Ramli, siswa yang datang ke sekolah ini kedapatan ada yang melepas masker saat berada di luar ruangan. Itu terjadi karena jumlah siswa yang banyak tidak dapat dilakukan pengawasan satu per satu oleh guru maupun petugas yang berada di sekolah.
“Tetapi yang jelas kita dari sekolah sudah sampaikan ke orangtuanya. Dan sekian banyak siswa yang ada ini memang kita tidak bisa mengawasi semuanya,” lanjut Ramli.
Idhar, salah satu orangtua siswa SD Negeri 21 mengaku, khawatir dengan penyebaran virus corona. Namun di sisi lain anaknya sudah jenuh dengan proses belajar daring di rumah.
“Sehingga saya tidak keberatan buat surat pernyataan demi kebaikan anak saya,” katanya.
Anjuran protokol kesehatan yang belum sepenuhnya diikuti oleh siswa yang belajar tatap muka di sekolah ini, juga ditemukan di lingkungan sekolah SMP Negeri 4 Kota Ternate.
Abdul Gafur, siswa SMPN 4 ketika disambangi mengaku, tidak menggunakan masker karena tidak punya masker. Meski begitu, wajib masker ini sudah disampaikan oleh guru setempat.
Ridwan Abullah, Guru SMPN 4 Ternate menyatakan, sekolah sudah memberikan surat penyataan, bahkan di dalam penyataan itu tertera materai untuk mengikuti protokol kesehatan. Tetapi faktanya ada sebagian siswa yang masih abai dengan protokol tersebut.
“Memang banyak siswa yang berangkat dari rumah menuju sekolah maskernya itu tidak dipakai, nanti ada guru baru mereka pakai, jadi susah kalau kurang kesadaran ini. Cuci tangan saja hanya beberapa siswa, sementara yang lain itu lewat saja,” tambahnya.