Tidore  

Sampah dan Tambat Labuh Kapal Masih Jadi Ancaman Pengembangan Wisata Pantai Guraping Tidore

Avatar photo
Kawasan Hutan Mangrove Guraping. (kieraha.com)

Warga Kelurahan Guraping, Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan mengeluhkan ribuan jenis sampah plastik yang mengotori kawasan Pantai Doe-Doe dan Hutan Mangrove Guraping.

“Keberadaan sampah jenis ini karena terbawa arus yang masuk hingga ke wilayah pesisir dan kawasan Hutan Mangrove,” kata Randi Ridwan, ketika disambangi kieraha.com, di lokasi wisata Pantai Doe-Doe, Kelurahan Guraping, Selasa siang, 14 Desember 2021.

Ia menyebutkan, sampah ini bersifat musiman. Dan berasal dari Pulau Ternate dan Tidore. Menurutnya, sudah menjadi pemandangan umum setiap musim angin berhembus.

Kondisi ini tentunya mengganggu pemandangan para pengunjung yang berwisata. Yang hingga sekarang, kata Randi, keberadaan sampah jenis tersebut belum dapat diatasi.

BACA JUGA  Wali Kota Tidore Pimpin Apel Gabungan Pasca Lebaran

Karena itu, lanjut dia, dalam rangka menimalisir ancaman sampah tersebut, pemuda dan warga Guraping membentuk Kelompok Sadar Wisata yang diberinama Pokdarwis.

“Pembentukan Pokdarwis ini berkat kerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi. Tujuannya agar pengembangan wisata Pantai Guraping menjadi bagian dari kesadaran bersama seluruh warga, terutama dalam menjaga kebersihan Pantai Guraping,” ujarnya.

Sampah plastik di lokasi wisata Guraping. (kieraha.com)
Sampah plastik di lokasi wisata Guraping. (kieraha.com)

Kawasan Pantai Guraping menyajikan ragam potensi wisata yang unik, diantaranya dugong atau ikan duyung yang hidup di kawasan pesisir dan biota laut lainnya di sekitar Mangrove.

“Keanekaragaman hayati ini dikhawatirkan akan terganggu dengan keberadaan sampah kiriman. Juga dengan keberadaan pelabuhan dan tambat labuh kapal motor,” sambungnya.

BACA JUGA  26 Tim Siap Berlaga di Indonesiana Futsal Tournament II

Randi menambahkan, permasalahan tersebut yang saat ini masih menjadi tantangan pengembangan pariwisata pantai setempat.