Wakil Walikota Muhammad Sinen mengajak seluruh warga masyarakat Tidore, khususnya yang berdomisili di daratan Oba, Kota Tidore Kepulauan, agar tidak terpancing dengan isu rasis yang diduga disampaikan oleh Syamsul Rizal, salah satu Bakal Calon Wali Kota Tidore 2024.
Ketua DPD PDIP Maluku Utara ini, turut mengecam tindakan rasisme yang dilakukan oleh siapapun. Pria yang akrab disapa Ayah Erik ini mengutuk keras pernyataan dari siapapun yang sengaja memecah belah persatuan dan kesatuan di tengah-tengah masyarakat ini.
BACA JUGA Presiden Jokowi Amini Permintaan Wakil Walikota Tidore
Ia meminta, persoalan ini dapat disikapi secara bijak dan arif. Tidak mudah terprovokasi dan tidak perlu saling gontok-gontokan, karena persoalan ini hanya dilakukan oleh oknum tertentu.
“Sebagai wakil kepala daerah, tentu saya juga tidak terima jika warga saya dihina, namun karena kita ini bernegara dan dilindungi oleh UU maka setiap persoalan yang terjadi, juga harus diselesaikan dengan aturan. Tidak boleh main hakim sendiri, biarlah pihak kepolisian bekerja sesuai ketentuan yang berlaku,” ucap Ayah Erik, di Kelurahan Sofifi, Oba Utara, Rabu, 28 September 2022.
Sebagai tokoh politik, lanjut Ayah Erik, oknum tersebut tidak harus menjatuhkan atau menghina golongan tertentu yang telah berkecimpun di Kota Tidore Kepulauan.
“Sebab siapapun mereka, jika sudah berdomisili di Tidore, maka itu sudah menjadi bagian dari warga Kota Tidore,” lanjutnya.
Menurutnya, apa yang disampaikan ini bukan karena persoalan politik, melainkan karena tanggungjawab sebagai wakil kepala daerah yang berkewajiban melindungi warganya.
“Jadi kalau ada orang yang datang menghina warga saya, tentu saya juga ikut terluka, karena prinsip saya, lebih baik saya yang dihina daripada warga saya,” katanya.
Ia menambahkan, selama menjabat sebagai Wakil Walikota Tidore hingga dua periode ini, selalu aktif melakukan kunjungan ke daratan Oba yang terdiri dari empat kecamatan ini.
“Karena saya menyadari benar bahwa banyak mengeluhkan pelayanan dan disparitas pembangunan, sehingga membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah daerah. Selain itu, di wilayah Oba juga memiliki masa kelam akan perang saudara yang telah memakan banyak korban, hanya karena Isu Sara. Untuk itu, saya bersama Pak Wali Kota (H Ali Ibrahim) berkomitmen untuk mendorong semangat persatuan dan kesatuan di tengah-tengah masyarakat dengan berasaskan semangat Pancasila, agar tidak terjadi konflik sosial. Bhineka Tunggal Ika adalah perekat kita semua, tanpa harus membedakan Suku, Ras, Agama dan Antar Golongan. Olehnya itu, tidak pantas bagi siapapun yang datang di Tidore dan merongrong kebersamaan dan semangat persatuan yang telah kita bangun,” tambahnya.
Ayah Erik mengajak seluruh warga Oba bisa menahan diri dan percayakan kepada pihak kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini sampai ke tingkat pengadilan.
“Sebagai warga negara yang baik maka kita harus taat hukum, karena tidak ada orang di republik ini yang kebal hukum,” tutupnya. *
Akbar Amin