Tidore  

Enrique Maluku dan Tidore sebagai Titik Nol Pelayaran Mengelilingi Dunia

Avatar photo
Kapal latih Indonesia di perairan Tidore. (kieraha.com)

Sejarah tentang Ekspedisi Magellan yang mencatat manusia pertama mengelilingi dunia untuk pertama kalinya terus menjadi perbincangan hangat, di Tidore dan pada umumnya.

Dalam perjalanan melayari belahan dunia melalui sisi Timur itu dikisahkan terdapat sosok pemuda yang dikenal dengan nama Enrique de Malacca atau Enrique Maluku, ini kemudian disinyalir sebagai pemuda Indonesia (Maluku Utara) yang berasal dari Kepulauan Rempah.

BACA JUGA Pengakuan Kota Jaringan Global Magellans bagi Tidore

Pelayaran yang dikenal dengan sebutan Ekspedisi Magellan itu karena dalam pelayaran tersebut di bawah kendali Fernando de Magelhaens (Ferdinand Magellan), seorang bangsawan asli Portugis yang mengabdi untuk Kerajaan Spanyol. Namun Magelhaens sebelum mencapai Maluku Utara, terlibat dalam sebuah perang suku di Mariana (Filipina) dan tewas terbunuh pada 6 Maret 1521.

Perjalanan ini kemudian dilanjutkan oleh Juan Sebastian de Elcano bersama awak Kapal Viktoria dan Trinidad hingga berhasil mencapai Tidore pada 8 November 1521.

Fakta sejarah ini ditulis oleh Antonio de Pigafetta, pencatat kejadian resmi Ekspedisi Magellan. Diantaranya menyebutkan bahwa misi pelayaran mencari wilayah penghasil rempah itu kemudian diketahui masuk dalam daerah Kepulauan Maluku Utara.

Setelah rempah (cengkih) didapat dan dimuat ke palka Kapal Viktoria dan Trinidad, orang Eropa ini bertolak menuju Spanyol dari Pelabuhan Rum Tidore dengan membawa rempah dan beberapa warga asal Tidore (Maluku Utara) ikut di dalamnya. Salah satu warga ini kemudian diwacanakan sebagai Enrique de Malacca, yang setelahnya kembali ke kampungnya dengan rute pelayaran di bagian Barat.

Perbicangan ini pun didiskusikan oleh Pemerintah Kota Tidore Kepulauan di bawah kepemimpinan Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen. Diskusi tersebut sekaligus persiapan rencana aksi seminar nasional tentang Sejarah Enrique Maluku sebagai orang Indonesia yang tergabung alam ekspedisi mengelilingi bumi bersama orang Spanyol tersebut.

Diskusi yang digelar di Kafe Borero, Tidore Kepulauan, Rabu 11 Januari 2023 itu, oleh Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Tidore, Syofyan Saraha menyebutkan, diskusi publik untuk mempertegas asal muasal dari sosok Enrique de Malacca.

“Sehingga rencana pelaksanaan seminar nasional ini harus dilakukan, agar kembali mengingatkan kepada kita untuk mengkaji sosok Enrique itu sebenarnya berasal dari mana? karena banyak yang mengklaim kalau Enrique berasal dari Maluku,” ujar Syofyan.

Foto bersama diskusi tentang Enrique de Malacca yang digelar di Kafe Borero, Tidore Kepulauan, Rabu 11 Januari 2023. (kieraha.com)

Syofyan berharap dukungan dari semua stakeholder untuk mendukung rencana pelaksanaan seminar nasional tentang sejarah Enrique yang akan dilakukan.

“Apapun hasilnya kita tetap melaksanakan seminar, karena seperti Sail Tidore 2022 bahwa setelah Sail Tidore orang-orang masih membahas tentang Tidore bukan hanya nasional saja tetapi internasional, sehingga itu akan membawa Tidore dikenal lebih luas,” lanjutnya.

Asgar Saleh, Direktur Rorano Malut yang hadir dalam diskusi tersebut menambahkan, sejarah Enrique menjadi perbincangan serius publik saat ini karena merupakan salah satu pemuda Indonesia yang mengikuti ekspedisi mengelilingi dunia.

“Beberapa literatur menyebutkan kalau Enrique Maluku, pengeliling dunia yang pertama kali berasal dari Tidore. Karena itu, upaya menyusuri jejak Enrique yang disebut Jojo (sapaan universal untuk laki-laki dewasa di Tidore) ini bukan semata glorifikasi masa lalu.”

“Menuliskan ulang sejarah perjalanan Enrique kecil dari Tidore yang melayari belahan dunia dari sisi Timur dan kembali ke kampungnya dengan rute pelayaran di bagian Barat dengan riset yang serius berbasis data yang kredibel adalah bagian dari Historical Necessity. Sebuah keharusan sejarah. Ia tak sekedar membantah klaim sejarah yang tak lurus tapi juga sebagai ikhtiar kolektif untuk mewariskan sebuah identitas nasional. Menegasi bahwa kita adalah bangsa maritim terbesar dengan jejak yang jelas terbaca dalam bingkai nilai Toma Loa se Banari,” lanjut Asgar.

BACA JUGA Kejayaan Cengkih Pulau-Pulau di Bawah Angin yang Hilang

Ia menyetujui langkah Pemkot Tidore melakukan seminar tentang Sejarah Enrique Maluku.

Mochtar Djumati, Plt Ketua DPRD Tidore Kepulauan menambahkan, untuk melaksanakan seminar nasional harus membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mendiskusikannya secara bersama, karena saat seminar berhasil dilakukan maka dapat membuktikan asal dari sosok Enrique sendiri.

“Ketika sejarah Enrique ini dapat dibuktikan bahwa beliau merupakan pemuda Tidore, maka dari sini orang-orang akan terus mencari tahu tentang Tidore. Ini juga salah satu langkah untuk mempromosikan Kota Tidore dengan sejarah-sejarah yang ada,” sambungnya.

Ia menyatakan, pihak DPRD Tidore siap mendukung seminar yang akan dilaksanakan. *