Pemerintah Kota Tidore bersama Kementerian P3A RI, menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, di Aula SMA Negeri 1 Tidore, Selasa 4 Juni 2024. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Dinas P3A Provinsi Malut dengan Dinas P3A Tidore. Kegiatan yang dibuka oleh Plh Sekda Tidore, Yakub Husain ini dihadiri sebanyak 150 orang peserta dari perwakilan instansi, guru hingga para pelajar di wilayah Kota setempat.
Yakub menyampaikan, kasus kekerasan perempuan dan anak di Tanah Air masih menjadi perbincangan serius dan menjadi isu strategis dalam perencanaan pembangunan.
“Karena itu, upaya melindungi perempuan dan anak korban kekerasan membutuhkan kerja sama, koordinasi serta kolaborasi semua pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga masyarakat, media massa, dunia usaha, keluarga dan komunitas,” ucap Yakub.
Yakub menyatakan, sosialisasi ini merupakan kegiatan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama perempuan dan anak di Tidore yang rentan akan kekerasan.
Musrifah Alhadar, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau P3A Provinsi Maluku Utara menyebutkan, sebanyak 410 kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak di Malut. Jumlah ini sesuai data yang dilaporkan pada tahun 2023.
“Jumlah ini dengan rincian korban perempuan sebanyak 184 orang dan anak sebanyak 273 orang. Untuk Kota Tidore Kepulauan sendiri pada tahun 2023 berjumlah 37 orang, dan tahun ini sudah 17 kasus. Semoga ini menjadi perhatian serius bagi kita semua,” tuturnya.
Musrifah menambahkan, berangkat dari data Sistem Infomasi Online terkait jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak di Malut ini, maka Kementerian P3A memilih Kota Tidore Kepulauan sebagai lokasi sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Tujuannya untuk melindungi hak perempuan dan anak, serta memberikan rasa aman dan keadilan. Agar supaya mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, produktif, mampu berdaya saing dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan,” sambungnya. *