Tidore  

Sultan Tidore Kukuhkan Bobato Adat Desa Bukit Durian

Avatar photo
Rangkaian penjemputan Sultan Tidore pada acara pengukuhan Bobato Adat Desa Bukit Durian, Kamis 19 September 2024/kieraha.com

Sultan Tidore Husain Alting Sjah, resmi mengukuhkan Bobato atau Struktur Adat Desa Bukit Durian, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan, Kamis, 19 September 2024.

Pengukuhan ini berdasarkan SK Nomor: SK/03/KST/IX/2024 Tentang Pengangkatan dan Pengukuhan Jabatan Bobato Adat. Hadir Wakil Walikota Tidore Muhammad Sinen, Kapolsek dan Danramil Oba Utara, serta jajaran perangkat Adat Kesultanan Tidore.

“Saya berharap amanah dan tanggung jawab sebagai perangkat adat ini kita emban dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang tulus tanpa pamrih, karena itulah bagian dari tanggung jawab kita kepada Allah SWT dan juga kepada leluhur-leluhur kita yang sebelumnya. Insha Allah, Allah akan balaskan dengan sebaik-baiknya,” ucap Sultan.

Anggota DPD RI itu mengatakan perangkat adat ini untuk semua orang, siapa saja yang mendiami di jazirah tulmulk (sebutan lain dari Maluku Utara) adalah masyarakat adat dan mempunyai tanggung jawab menjaga keharmonisan di tengah masyarakat.

“Adat bersandarkan pada agama atau kitabullah, wasunnaturrasul dan peninggalan-peninggalan dari orang tua-tua. Setiap agama ada di dalam masyarakat adat ini, warga Nasrani dilindungi dalam tatanan Kesultanan Moloku Kieraha yakni Kesultanan Tidore, Kesultanan Ternate, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan,” ucapnya.

Sultan mengingatkan kepada warga masyarakat adat maupun secara umum untuk tetap menjaga kerukunan antarsesama, terutama di momen Pilkada 2024 saat ini.

“Mari kita gunakan hak kita dengan sebaik-baiknya, tidak usah bakulai karena perbedaan pilihan, karena keutuhan dan kesatuan negara ini jauh di atas segala-galanya. Jangan karena kepentingan sesaat kemudian kita gontok-gontokan. Karena tentunya Pemilukada itu kita mencari pemimpin yang baik, yang amanah, yang tau adab dan aturan, dan pemimpin yang tidak tau memicu dan memacu orang untuk saling bakulai satu dengan yang lain, karena sesungguhnya pemimpin itu hadir untuk menciptakan situasi yang benar-benar adem, situasi yang hangat dan benar-benar sejuk sehingga terjadi harmonisasi,” sambungnya. *