Gempabumi kembali mengguncang wilayah Maluku Utara, Minggu 6 September 2020, pukul 09.21 WIT. BMKG Stasiun Geofisika Ternate mencatat pusat gempa itu berada di lautan.
Hasil analisa BMKG menunjukkan, gempa tersebut berkekuatan 5,9 magnitudo yang terjadi pada jarak 112 km arah Barat Laut Jailolo, Halmahera Barat dengan kedalaman 10 km.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ternate Kustoro Hariyatmoko mengatakan gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Kustoro dalam rilis yang diterima kieraha.com, Minggu.
Berdasarkan laporan masyarakat, lanjut Kustoro, guncangan gempabumi ini dirasakan di Halmahera Barat hingga Ternate, Tidore, Sofifi dan Halmahera Utara dengan intensitas III-IV MMI, Bitung II-III MMI, Manado, Siau dan Tahuna II MMI.
“Rata-rata getaran ini dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang,” jelas Kustoro.
Ia mengatakan hingga saat ini belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil permodelan gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Kustoro menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg,” sebut Kustoro.