Gempabumi Magnitudo 6,2 mengguncang Kepulauan Talaud, Sabtu 10 Juli 2021, pukul 10.43 WIT. Hasil pemodelan menunjukkan gempabumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ternate, Andri Wijaya Bidang mencatat, gempa yang terjadi berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Daya Kota Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 23 km.
BACA JUGA Sejarah Gempa di Laut Filipina Pernah Merusak Halmahera Maluku Utara
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi atau penyesaran pada Lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault),” ujarnya, di Ternate, Sabtu pagi.
Andri menyebutkan, dampak gempa ini dirasakan di daerah Sangihe III-IV MMI, dan Tomohon, Bitung serta Boltim II MMI.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini,” lanjut Andri.
Gempabumi Susulan
Andri menambahkan, hingga pukul 10.45 WIT, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya delapan aktivitas gempabumi susulan dengan magnitude terbesar M 5,8 dan terkecil M 3,5.
BACA JUGA Waspada Jika Gamalama Mengamuk
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” tambahnya.
Apriyanto Latukau