Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat mendeklarasikan penetapan tiga Kawasan Konservasi Perairan baru, di Maluku Utara, Selasa (2/4/2019). Deklarasi ini bersamaan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Tiga Kawasan Konservasi Perairan baru seluas 226.000 hektare itu ditetapkan di Kabupaten Pulau Morotai. Hadir Pemerintah AS diwakili Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr, dan Pemerintah Indonesia diwakili Wakil Gubernur Maluku Utara HM Natsir Thaib dan Bupati Pulau Morotai Beny Laos.
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil atau KKP3K ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melindungi keanekaragaman hayati laut, meningkatkan pengelolaan perikanan berkelanjutan, dan mempromosikan wisata bahari di provinsi itu. Tiga kawasan yang dideklarasikan adalah KKP3K Pulau Makian, dan KKP3K Pulau Rao-Tanjung Dehegila, dan Pulau Sula. Jika digabungkan, cakupan area 226.000 hektare itu hampir setara dengan luas seluruh Pulau Morotai.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) Donovan menyampaikan, selama ini pemerintah AS melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) intensif bekerja sama dengan Indonesia, baik pihak swasta maupun pemerintah. Tujuannya untuk melindungi keanekaragaman hayati laut dan mempromosikan perikanan berkelanjutan beserta pengelolaannya.
Salah satunya diaplikasikan melalui proyek USAID SEA atau Sustained Ecosystems Advanced. Peoyek USAID ini mendukung upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produksi ikan dan ketahanan pangan di Maluku Utara, Provinsi Maluku dan Papua Barat.
“Sumber daya laut Indonesia adalah yang paling langka di dunia. Saat kami merayakan peringatan 70 tahun hubungan dengan Indonesia, kami merefleksikan keberhasilan kemitraan selama beberapa dekade. Upaya bersama ini sangat penting untuk mata pencaharian berkelanjutan dan untuk kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan,” ujar Donovan. *