Pejuang Laut dari Maluku dan Maluku Utara Dapat Bantuan

Avatar photo
Penyerahan bantuan kepada Pokwasnas Tanjung Deko.

Kabar baik datang dari kawasan konservasi perairan di Maluku dan Maluku Utara. Pemerintah memberikan bantuan peralatan pendukung kegiatan pengawasan kepada Kelompok Masyarakat Pengawas atau Pokmaswas Hena Berkarya Desa Buano Selatan, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Pokmaswas Tanjung Deko Waisum, Kecamatan Mangoli Utara Timur, Kepulauan Sula.

Bantuan untuk kelompok masyarakat penggerak konservasi tahun 2020 ini sebelumnya diserahkan secara simbolis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo bersamaan bantuan untuk 2 kelompok masyarakat di Kupang, NTT dan kelompok masyarakat di Bone, Sulawesi Selatan pada saat kunjungan kerja ke NTT, Maluku dan Kalimantan Utara.

BACA JUGA

3 Wilayah Maluku Utara Masuk Kawasan Konservasi Perairan

Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Sorong, Santoso Budi Widiarto menyampaikan, bantuan pemerintah untuk konservasi merupakan upaya percepatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan jenis-jenis ikan terancam punah atau dilindungi baik di dalam maupun di luar kawasan konservasi perairan.

“Bantuan pemerintah diberikan kepada kelompok masyarakat karena adanya keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki, sehingga perlu dilakukan kegiatan penyaluran pemberian bantuan konservasi dalam melakukan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan kawasan konservasi maupun jenis ikan terancam punah atau dilindungi,” sebutnya, kepada kieraha.com, melalui rilis yang diterima, Jumat malam, 4 September.

Santoso menyebutkan, bantuan berupa 2 unit HT atau Handy Talky ini diserahkan secara langsung kepada Roberth Hutuely selaku Ketua Pokmaswas Hena Berkarya, di Ambon, Maluku. Pemberian alat komunikasi ini bertujuan untuk mendukung pengawasan perairan di Seram Bagian Barat dan sekitarnya dan memudahkan pelaporan tindak pidana perikanan.

Sementara itu bantuan untuk Sula, Maluku Utara berupa 1 unit perahu berbahan fiberglass bertenaga mesin tempel 15 PK, 1 unit printer scanner, 1 unit laptop, dan 1 unit kamera bawah air yang diserahkan kepada Ketua Pokmaswas Tanjung Deko, La Nafsahu Idrus. Total bantuan yang diserahkan kepada Pokmaswas Mangoli Utara Timur ini senilai Rp 99.000.000

Pemilihan pemberian bantuan kepada Pokmaswas ini melalui 5 nominator yang didasarkan sesuai ketentuan Petunjuk Teknis Penyaluran bantuan pemerintah KOMPAK tahun 2020, rekomendasi Dinas Kelautan dan Perikanan, memiliki kinerja yang baik dan aktif melakukan pengawasan berbasis masyarakat termasuk menangani mamalia laut yang terdampar.

“Kami berharap bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat ini dapat mendukung kegiatan pengawasan, dokumentasi dan pelaporan,” kata Hendrik Sombo, Kepala Sub Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian Loka PSPL Sorong usai serahterima bantuan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Utara, Buyung Radjiloen mengharapkan bantuan yang diserahkan kepada Pokmaswas Tanjung Deko Desa Waisum, itu dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mendukung kegiatan pengawasan berbasis masyarakat dalam menjaga wilayah perairan Kawasan Konservasi dari praktik destructive fishing.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku Utara kami menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi terhadap Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Lokasi PSPL Sorong yang sudah peduli melalui bantuan yang diberikan,” lanjut Buyung.

Ujung Tombak Pengawasan Perairan
Para pejuang laut Maluku dan Maluku Utara.

Prestasi yang ditorehkan Pokmaswas Hena Berkarya dan Tanjung Deko ini membuktikan keberhasilan pelaksanaan proyek USAID Sustainable Ecosystems Advanced atau USAID SEA di dua wilayah dampingan tersebut. Kinerja baik dua Pokmaswas ini, kata Senior Project Manager CTC Hesti Widodo, merupakan hasil pelatihan intensif dan pendampingan yang dilakukan melalui proyek USAID SEA melalui mitra pelaksana Coral Triangle Center (CTC).

“Terlebih, Pokmaswas Hena Berkarya dan Pokmaswas Tanjung Deko dipimpin oleh para Pejuang Laut yang merupakan tokoh kunci penggerak konservasi di wilayah masing-masing. Mereka ini telah dibekali pengetahuan mengenai Kawasan Konservasi Perairan (KKP) dan satwa laut yang terancam punah serta dilindungi,” ujar Hesti.

Hesti menambahkan, Pokmaswas ini merupakan kunci dalam pengawasan kawasan konservasi. Kelompok masyatakat ini merupakan ujung tombak pengawasan perairan masyarakat di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.

“Kami sangat bangga dan senang bahwa pelatihan dan pengembangan kapasitas yang dilakukan sejak awal proyek telah menunjukkan hasil serta keberlanjutan pengelolaan sumber daya laut dan perikanan jangka panjang. Kami berharap Pokmaswas ini terus menginspirasi masyarakat luas untuk peduli pada laut serta sumber dayanya,” tutupnya. **

Redaksi
Editor