Opini  

Mengenang Sosok Wanita Pemberani Asal Mareku Maluku Utara

Avatar photo
Pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI di Hutan Halmahera. (Kieraha.com)

Selamat Hari Kemerdekaan untuk Indonesiaku.

Sosok itu tak lain adalah Aminah Sabtu, seorang wanita pemberani asal Mareku, di Tidore Kepulauan, Maluku Utara.

Aminah Sabtu, kala itu masih berumur 19 tahun. Menjahit Bendera Merah Putih dan kemudian dikibarkan oleh Abdullah Kadir muda, bersama pemuda-pemuda Mareku lainnya.

Aminah yang sering disapa nene Na, itu dikisahkan mempunyai semangat juang serta sikap nasionalisme yang sudah tergambarkan sejak usia 18 tahun. Nene Bendera yang kerap dijuluki Fatmawati dari Tidore itu, telah memiliki keinginan kuat untuk menjahit dan mengibarkan Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 1946. Kemudian, bendera itu dikibarkan sekelompok pemuda, pejuang di Tanjung Mareku, Tidore, pada 18 Agustus 1946.

Sudah hampir 2 tahun berlalu, semenjak kepergian nene Na, Indonesia bagian Timur seolah-olah kehilangan sosok wanita pejuang yang gagah berani menjahit bendera untuk dikibarkan oleh pemuda-pemuda setempat. Padahal, situasi kala itu sedang dalam dominasi Kerajaan Belanda, sebagaimana yang tercatat dalam Arsip Belanda, bahwa kala itu Hubertus Johannes Van Mook, yang sebagai Gubernur Jenderal Hindia Timur masih menjabat pada 1942-1948.

Aminah dan Abdullah muda, berani membuat keputusan untuk melangkah maju demi Bangsa Indonesia. Aminah menjahit Bendera Merah Putih dan Abdullah serta pemuda pejuang lainnya yang mengibarkan. Kini, di Mareku, orang terus mengenang sosok tersebut.

Upacara Merah Putih di Mareku

Di Mareku, orang-orang melakukan upacara setiap 18 Agustus. Ini dilakukan karena Bendera Merah Putih yang dikibarkan pertama kali di Indonesia wilayah bagian Timur tersebut, tanggal 18 Agustus 1946. Dengan pasukan pengibar bendera dikawal Sangaji Jiko Malofo, yang menggunakan seragam berwarna hitam, tanpa alas kaki, serta memegang Parang.

Ide serta semangat juang Aminah Sabtu akan terus dituangkan. Semangat ini semoga selalu terekam dengan harapan agar semangat nasionalisme ini terus mengalir dan tidak padam. Seperti kata Bung Karno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah.” **

Nurunnisa Hafel
Penulis

==========

Penulis adalah Presiden Mahasiswa Kampus Putih Poltekkes Kemenkes Ternate