Biaya pendidikan dan kesehatan di Kota Tidore Kepulauan, selama dua periode kepemimpinan Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen (AMAN) sebagai wali kota dan wakil walikota, telah digratiskan sejak kurang lebih 8 tahun terakhir.
Di masa depan, Muhammad Sinen yang maju sebagai Calon Wali Kota Tidore berpasangan dengan Ahmad Laiman sebagai wakil walikota, tetap berkomitmen untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan di Kota ini.
“Bukan hanya sekedar cukup gurunya, baik fasilitas infrastrukturnya, namun MASI AMAN (Muhammad Sinen-Ahmad Laiman) berkomitmen untuk menjadikan peserta didik di Kota Tidore mampu bersaing dengan sekolah-sekolah di luar Kota Tidore Kepulauan,” ucap Ketua Tim Pemenangan Paslon Nomor 1 MASI AMAN, Ardiansyah Fauji dalam kampanye terbatas, di Desa Bukit Durian, Kecamatan Oba Utara, Minggu malam, 13 Oktober 2024.
Bahkan, kata Ardiansyah, MASI AMAN ingin menghadirkan sekolah bertaraf internasional, bukan hanya di Pulau Tidore namun juga di Daratan Oba.
Anggota DPRD Tidore dari Fraksi PDI Perjuangan itu menyatakan, Ayah Erik (sapaan akrab Muhammad Sinen) yang disebut zalim dan bodoh oleh lawan politik di Pilkada Tidore saat ini, namun Ayah Erik setiap hari selalu berpikir mengentaskan kemiskinan dan membuka pintu menuju kemakmuran dengan tekad setiap anak di Tidore tidak boleh putus sekolah.
“Pendidikan kita di masa AMAN sudah digratiskan. Tiba-tiba, ada kandidat lain datang janji akan gratiskan pendidikan. Ini omong kosong, karena pendidikan gratis itu sudah dilakukan oleh Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen,” ujarnya.
Di bidang kesehatan, kata Ardiansyah, per hari ini Kota Tidore sudah meraih Universal Health Coverage atau UHC. Bahkan, data BPJS mencatat sudah 99 persen warga di Kota Tidore Kepulauan tercover dalam BPJS Kesehatan.
“Jadi, Ayah Erik yang disebut sebagai pemimpin yang zalim ini, setiap hari selalu memikirkan kesehatan gratis untuk masyarakatnya,” tutur dia.
Menurut Ardiansyah, Muhammad Sinen dan Ahmad Laiman sejak awal telah berkomitmen untuk membangun Tidore Kepulauan sebagai kota yang punya harapan.
“Dan kami menolak membangun Kota Tidore sebagai kota yang penuh ketakutan melalui narasi-narasi yang menyeret alat negara,” sambungnya.
Muhammad Sinen, kata Ardiansyah, sering disebut sebagai pemimpin yang zalim, namun di balik tuduhan dari lawan politik itu, Muhammad Sinen setiap hari selalu memikirkan agar pertumbuhan ekonomi di Kota Tidore Kepulauan menjadi lebih baik. Karena, pertumbuhan ekonomi itu adalah cikal bakal membangun masyarakat yang sejahtera.
Ardiansyah mengemukakan, data per hari ini, Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Kota Tidore Kepulauan mencapai diangka Rp 3 triliun lebih, atau naik hampir Rp 600 miliar dalam satu tahun terakhir. Itu artinya, kata Ardiansyah, sektor perikanan, pertanian dan lainnya didorong benar oleh Capten Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen.
“Di masa mendatang, MASI AMAN akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi di nasional. Kemarin, pertumbuhan ekonomi Kota Tidore hampir sama dengan nasional, yakni 5,7 persen. Kedepan, kami upayakan ekonomi kita naik di angka 6 persen,” lanjutnya.
Bagi Ardiansyah, Muhammad Sinen yang disebut sebagai orang bodoh tetapi sudah menjadi Anggota DPRD tiga periode, wakil walikota selama dua periode, dan menjadi Ketua Partai PDI Perjuangan Maluku Utara. Sedangkan, orang yang menyebut Muhammad Sinen sebagai orang bodoh itu ternyata jabatan tertingginya hanya sebagai salah satu ketua dalam organisasi kepemudaan.
“Semakin Muhammad Sinen difitnah, itu tandanya, Muhammad Sinen terlalu kuat,” tutupnya. *