Posisi strategis yang diisi oleh perempuan di Maluku Utara tidak hanya di birokrasi. Pada DPRD provinsi berjuluk Negeri Kepulauan Rempah dipimpin kaum perempuan.
Dari 10 Kabupaten/Kota terdapat empat srikandi yang memimpin para wakil rakyat di legislatif. Aline Mus, Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara di antaranya.
Politikus Golkar itu menjadi perempuan pertama memimpin DPRD provinsi di negeri para raja atau sebutan lain Moloku Kieraha pada periode 2014-2019.
Aline Mus, Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara, mengatakan perempuan bisa mengubah dunia. Kecerdasan kaum perempuan tidak lagi diragukan saat ini.
“Kecerdasan perempuan dan lelaki di masing-masing sektor sama. Kaum perempuan bisa berkarir tanpa harus melupakan kodratnya sebagai seorang ibu,” kata Aline Mus, Kamis (20/4/2017).
Ibu bagi Anak-Anak dan Rakyat
Polikus Golkar Dapil Kabupaten Kepulauan Sula itu mengakui bekerja di DPRD memang waktunya tidak pasti, tergantung tugas dan agenda dewan.
Meski begitu, sosok Kartini modern asal Maluku Utara itu tetap bersyukur atas nikmat dan karunia yang diberikan.
“Alhamdulillah tidak masalah. Saya bisa melaksanakan aktivitas wakil rakyat. Aktivitas memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerah pemilihan maupun sebagai istri dan ibu bagi anak-anak,” katanya.
Karenanya, semangat memperingati Hari Kartini 21 April bagi Ketua DPD Partai Golkar Maluku Utara adalah memaknai tugas utama perempuan sebagai pendamping suami dan ibu bagi anak-anak.
“Itu jauh lebih berat dari profesi lain, karena dari keluarga akan melahirkan generasi penerus bangsa,” sambungnya.
Dia mengemukakan semangat memaknai Hari Kartini di birokrasi Maluku Utara tidak hanya perkara menggunakan kebaya saat berkantor pada Hari Kartini. Namun sebagai perempuan tidak harus menjadi orang belakang dalam kehidupan bermasyarakat.
“Perempuan harus mampu mengambil bagian dalam dinamika pembangunan. Baik politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain,” ucapnya.
Dalam konteks tersebut, kata Aline, telah banyak perempuan Maluku Utara mengambil peran dalam pembangunan khususnya birokrasi dan politik.
“Tentunya ini suatu kemajuan perempuan Maluku Utara, bahwa perempuan mampu mengubah dunia,” tutupnya.
Editor: Redaksi